URsport

Alasan Indonesia Mundur dari Piala Thomas & Uber 2020

Rezki Maulana, Sabtu, 12 September 2020 10.20 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Alasan Indonesia Mundur dari Piala Thomas & Uber 2020
Image: Twitter @media_selangor

Jakarta - PB PBSI memutuskan Indonesia mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020. Kesehatan atlet di tengah pandemi virus corona jadi alasannya.

Kejuaraan ini rencananya dihelat di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober. PBSI sudah mempersiapkan tim dengan melakukan simulasi pertandingan.

Meski demikian, bersamaan dengan berakhirnya simulasi pertandingan Thomas dan Uber 2020, PBSI malah memutuskan untuk mundur dari Piala Thomas & Uber. Ada tiga alasan yang membuat PBSI akhirnya mengundurkan diri.

Pertama soal kekhawatiran akan COVID-19, kedua yakni keraguan soal jaminan kesehatan, dan terakhir keputusan para pemangku kebijakan PBSI.

"Tim Indonesia dipastikan mundur dari Piala Thomas & Uber 2020, kami sudah mengirim surat ke Menpora dan akan segera mengirim pernyataan tertulis ke BWF mengenai hal ini. Keputusan ini diambil setelah kami berdiskusi dengan para atlet dan tim ofisial," ungkap Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, dalam rilis PBSI.

Kalau ditarik dari awal, semuanya semangat karena melihat kesempatan yang begitu besar, tapi dalam perjalanan waktu dan mencermati perkembangan COVID-19 yang belum terselesaikan, baik di Indonesia maupun di negara lain, menimbulkan keraguan para atlet," jelas Budiharto.

Keputusan ini diambil karena para pemain sempat menyampaikan keraguannya terkait perhelatan turnamen itu. Apalagi negara-negara Asia lainnya seperti China, Hong Kong, Taiwan, Thailand, dan Korea Selatan juga mengundurkan diri. Ada juga Australia yang melakukan hal serupa.

Selain mundur dari Piala Thomas & Uber, Indonesia juga tidak akan mengikuti perhelatan Denmark Open I dan Denmark Open II yang jadi bagian dari turnamen itu. Indonesia juga tidak bisa masuk ke BWF World Tour Finals karena tidak tampil di Denmark Open dan Thomas-Uber.
 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait