URnews

Ernest Prakasa Sentil Netizen yang Sudutkan Korban Pelecehan Karyawan Starbucks

Griska Laras, Jumat, 3 Juli 2020 13.08 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ernest Prakasa Sentil Netizen yang Sudutkan Korban Pelecehan Karyawan Starbucks
Image: Instagram @ernestprakasa

JakartaEnest Prakasa ikut buka suara soal kasus pelecehan seksual yang dilakukan karyawan Starbucks. Melalui akun Twitternya, dia menyebut kalo kasus pelecehan seksual nggak selalu identik dengan perempuan berpakaian minim.

“Buat yang doyan banget analogi “ada gula ada semut” u/ membernarkan anggapan bahwa pakaian minim memicu perkosaan”.

Hal itu dia posting buat menyentil akun @avjoss yang memojokkan korban pelecehan pegawai Starbucks. Netizen itu menulis cuitan yang menyudutkan korban.

"Dikit-dikit pelaku yang disalahin, coba lah liat dari 2 sisi. Semut gabakal ngumpul kalo gak ada gula bro. Memang betul laki-laki harus menahan pandangan, tapi perempuan juga harus menjaga penampilan,” cuitnya yang kini sudah dihapus.

Ernest membantah argument @avjoss dan menyebut pendapatnya nggak sesuai dengan statistik dengan melampirkan data korban kekerasan seksual. Dari data tersebut banyak korban pelecehan yang menggunakan pakaian longgar.

Sutradara 'Imperfect' ini juga menyebut analogi ‘ada gula ada semut’ yang dipaparkan akun @avisjoss nggak relevan.

“Semut itu hewan. Hewan itu ga punya akal budi. Elo hewan bukan?” tulisnya.

Lebih jauh, Ernest melanjutkan pembahasan hal tersebut secara lebih detil dalan sebuah video yang diposting di akun Instagramnya. Dalam video itu Ernest menyebut analogi 'ada gula ada semut' dalam kasus pelecehan seksual pegawai Starbucks tidak tepat karena manusia punya logika untuk melawan instingnya.

“Kalau ada perempuan berpakain minim, kemudian ada reaksi dari si orang yang melihat, itu natural. Tapi pertanyaannya follow up-nya apa. Apa yang dilakukan sama si cowok ini. Decision making ini yang membedakan manusia dengan binatang”.

“Ada proses pengambilan keputusan berdasarkan logika dan hati nurani. Itu kan bedanya kita dengan hewan. Kita tau apa yang boleh apa yang enggak. Ada batasan antara baik dan buruk; norma, moral, etika”.

Di akhir videonya, Ernest mengimbau agar-orang-ornag bisa mengedukasi dirinya sebelum memaparkan opini di media sosial.

“Gue cuma mau pesen, please educate yourself, cari tahu apa iya selama ini yang lo piker, seperti contoh tadi, pakaian terbuka mengundang perkosaan itu bener nggak”.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait