URtrending

Heboh Cuitan Twitter soal Dugaan Pemerkosaan, Ini Kata SINDIKASI

Nunung Nasikhah, Rabu, 29 Juli 2020 15.41 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Heboh Cuitan Twitter soal Dugaan Pemerkosaan, Ini Kata SINDIKASI
Image: SINDIKASI. (sindikasi.org)

Jakarta – Sebuah utas yang dibuat oleh pengguna Twitter bernama @DianRatti pada 20 Juli lalu baru-baru ini menjadi perbincangan banyak netizen.

Dalam beberapa utasnya, @DianRatti menyuarakan dugaan adanya kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh salah satu anggota Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI), Nadi Tirta Pradesha (Esha).

Menurut @DianRatti, aduan mengenai kasus tersebut telah masuk dan diketahui oleh pengurus SINDIKASI, termasuk sang Ketua, Ellena Ekarahendy.

Dian yang mengaku sebagai korban dugaan kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anggota SINDIKASI tersebut mengatakan, aduannya tak pernah digubris oleh pengurus SINDIKASI.

“Serikat Sindikasi sarang predator. Gak akan mungkin ada kasus kekerasan seksual yang diproses sama Sindikasi. Ketuanya melindungi salah satu pelaku, yang adalah pacarnya sendiri. Kalau itu terbongkar, semua ketauan,” ungkap @DianRatti melalui cuitannya di Twitter.

Ellena, kata @DianRatti, telah mengetahui adanya dugaan kasus tersebut, namun selama ini terkesan menutupi. Ia juga meminta anggota yang lain untuk diam dan tidak membicarakan kasus tersebut.

“Gue berusaha banget buat kasi tau Ellena soal track record pemerkosaan Esha. Gue tau mereka deket, tapi gue waktu itu yakin Ellena bakal bisa dengerin, kalau ga sebagai ketua ya sebagai sesama perempuan. Ternyata gak sama sekali,” tutur @DianRatti.

Padahal, di sisi lain, kata @DianRatti, Ellena selama ini terkenal sebagai aktivis perempuan yang getol menggembar-gemborkan anti kekerasan seksual.

Dian kemudian memilih membongkar keburukan SINDIKASI dan Ketuanya, Ellena melalui beberapa utas yang ditulis secara detail di Twitter.

Menurut penelusuran tim Urbanasia, @DianRatti telah menyentil borok SINDIKASI di Twitter sejak 13 Juli lalu hingga hari ini (29/7/2020).

Setelah utas tersebut trending di Twitter, Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) SINDIKASI mengeluarkan surat edaran berisi pernyataan sikap mengenai apa yang disampaikan dalam utas yang trending tersebut.

Mereka mengatakan, kasus tersebut berawal dengan peretasan email resmi SINDIKASI pada 22 Oktober 2018 yang berisi sebuah pernyataan terhadap Anggota dan Pengurus Harian SINDIKASI.

“Sesuai prosedur dan mekanisme organisasi, MPO SINDIKASI telah melakukan penelusuran dan klarifikasi terhadap pernyataan tersebut. Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain membentuk Tim Pencari Fakta, memanggil pihak terkait, dan membuka ruang pengaduan,” tulis Ketua MPO SINDIKASI, Luviana melalui surat tersebut.

Setelahnya, MPO SINDIKASI mengatakan, tidak ada aduan yang masuk melalui ruang tersebut. Oleh karenanya MPO Sindikasi kemudian memutuskan bahwa tidak ada bukti terhadap pernyataan yang diungkap dalam email anonim tersebut.

Kasus ini lalu diangkat kembali oleh @DianRatti, dan pihak MPO SINDIKASI mengaku sudah mencoba menghubunginya namun tidak bisa karena akun dikunci untuk direct message.

“SINDIKASI berkomitmen tidak memberikan toleransi dan akan menindak tegas terhadap segala bentuk kekerasan seksual yang dilakukan oleh seluruh Anggota termasuk Pengurus Harian, dan MPO SINDIKASI. Namun kami juga tidak mentoleransi tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar pada fakta,” imbuh Luviana.

Sebagai badan pertimbangan organisasi, MPO SINDIKASI juga akhirnya memutuskan kembali membuka ruang pengaduan bagi pihak-pihak yang mengetahui atau memiliki informasi terkait kasus ini melalui [email protected] hingga 28 Agustus mendatang.

“MPO SINDIKASI memastikan akan melakukan penelusuran kasus ini secara independen dan proporsional. MPO SINDIKASI akan menjamin kerahasiaan identitas dan perlindungan dari pemberi informasi yang masuk ke ruang pengaduan,” tandasnya.

Selain itu, MPO juga menginstruksikan kepada Pengurus Harian SINDIKASI untuk tetap fokus pada kerja-kerja advokasi, pengorganisiran, riset, edukasi, dan kampanye dalam isu pekerja, demokrasi, dan penegakan hak asasi manusia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait