URtrending

Heboh Debat Bikin Bekal untuk Suami, Bentuk Feminisme atau Female Supremacy?

Itha Prabandhani, Selasa, 30 Juni 2020 10.20 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Heboh Debat Bikin Bekal untuk Suami, Bentuk Feminisme atau Female Supremacy?
Image: Ilustrasi. (Freepik)

Jakarta - Sosial media Twitter diramaikan oleh perbincangan seputar bikin bekal untuk suami. Obrolan ini mulai seru sesudah sebuah akun bernama Khaerani (@rainydecember) mencuitkan sebuah thread bertuliskan ‘Bekal buat Suami Hari Ini’. Unggahan ini pun disertai dengan foto beberapa menu makanan yang tertata apik di sebuah wadah yang biasa digunakan sebagai tempat bekal.

Ramai respons warganet, Khaerani melanjutkan unggahannya dengan menjelaskan latar belakangnya membuatkan bekal makan siang untuk suami. Sejak suami mulai bekerja di kantor lagi, kebijakan new normal di kantornya tidak memungkinkan suami untuk pulang makan siang. Dia juga sempat menyebutkan bahwa kebiasaan baru ini bukanlah masalah cewek mesti bisa masak, tapi tentang basic skill sebagai manusia.

Unggahan ini jadi pembahasan ramai karena respons yang beragam. Mulai dari suka dengan menu yang dibuatnya, bikin minder karena nggak bisa masak, pengen punya suami, hingga perdebatan masalah feminisme dan female supremacy. Lah, kok bisa? Berat banget diskusinya, ya?

Pasalnya, diskusi ini jadi menghangat karena ada yang merasa bahwa unggahan ini mewakili bentuk stigmatisasi bahwa cewek harus bisa memasak, melayani suami dengan membuatkan bekal, hingga memojokkan kaum cowok kalau nantinya sebagai suami yang minta dimasakin bekal, harus juga melengkapinya dengan nafkah yang sepadan. Nah, lo!

Tapi bener nggak sih masalah kebiasaan bikin bekal untuk suami atau memasakkan suami itu ada hubungannya dengan paham feminisme dan female supremacy? Biar nggak salah kaprah dan salah paham, yuk simak ulasan berikut ini, guys.

Apa sih Feminisme?

1593486882-feminisme-bekal-suami.jpgSumber: Freepik

Pertama-tama, yuk, kenali dulu apa sih paham feminisme itu. Dihimpun dari beberapa sumber, untuk memahami feminisme, kamu perlu tahu dulu beberapa tonggak sejarah penting yang mendasari paham ini, guys.

Ide feminisme muncul mulai abad ke-18 di mana hak-hak perempuan dalam aspek sosial mulai dipertanyakan. Pada masa pencerahan dan revolusi perancis, para cewek menantang definisi perempuan secara umum, yaitu diasosiasikan sebagai ibu rumah tangga, mesti patuh sama laki-laki atau suami, dan harus bersikap lemah lembut.

Pada tahun 60an, paham ini berkembang memasuki aspek politik dan ekonomi, di mana para cewek memperjuangkan haknya untuk mendapatkan pendidikan dan hak berpolitik.

Pada tahun 90an, tujuan gerakan feminisme mulai mencakup pada hak-hak seksualitas di tempat kerja dan di dalam keluarga. Hak-hak ini terkait dengan diskriminasi perempuan di tempat kerja berupa perbedaan gaji dan juga kekerasan di tempat kerja maupun dalam rumah tangga.

Di era modern, gerakan ini memfokuskan diri pada kebebasan reproduksi perempuan, yaitu bahwa seorang cewek punya hak penuh atas tubuhnya. Hak ini termasuk bahwa cewek boleh menentukan untuk hamil atau tidak. Paham inilah yang banyak jadi kontroversi, karena hal ini bisa menyinggung hak tentang aborsi.

Dengan kata lain, paham feminisme ini berubah dari waktu ke waktu, guys. Namun, meski berubah fokus, nafasnya tetap sama, yaitu kesetaraan antara cowok dan cewek. Dengan kata lain, yang dituntut adalah para cewek bisa dan bebas untuk melakukan apapun dan mendapatkan kesempatan yang sama dengan cowok.

Perbedaannya hanya pada aspek fisiologis atau fisik aja guys, misalnya cewek bisa melahirkan anak, sedangkan cowok, nggak. Selain itu, meski berfokus pada hak-hak perempuan, nggak cuma cewek loh yang bisa menjadi seorang feminis. Cowok yang setuju dengan prinsip dasar bahwa cewek bisa dan boleh memiliki peran yang sama dengan cowok, bisa dikatakan sudah menganut paham feminisme.

Apa sih Female Supremacy?

1593487581-feminisme-bekal-suami4.jpgSumber: Freepik

Nah, sementara female supremacy adalah paham yang mempercayai bahwa perempuan secara alami memiliki posisi yang lebih tinggi daripada laki-laki.

Dengan kata lain, memang sudah takdirnya bahwa cewek lebih dominan daripada cowok. Karena itu penganut paham ini percaya bahwa dunia ini sebaiknya dipimpin oleh para cewek.

Para cowok sebaiknya tunduk dan mengikuti aturan yang dibuat oleh cewek. Sederhananya, paham ini berkebalikan dengan paham patriarki yang memandang cowoklah yang seharusnya mengambil peran dominan dalam kehidupan. 

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ide female supremacy ini juga bertentangan dengan ide feminisme. Kenapa begitu? Feminis menginginkan cewek memiliki hak setara dengan cowok, sementara female supremacy mengarah pada menguasai atau mendominasi cowok.

Female supremacy memandang bahwa cowok tidak akan menjalankan fungsi kehidupan sebaik cewek. Karena itu, lebih baik cowok ngikut aja sama perintah cewek. Mulai dari peran di rumah hingga peran dalam kehidupan sosial.

Lantas, jika dikaitkan dengan peran di rumah seperti cewek memasak atau membuat bekal untuk suami, gimana menurut kamu, guys? Apakah ini juga bentuk kesetaraan gender, dominasi, atau malah wujud cinta aja?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait