URguide

Ini Loh Alasan Orang Susah Bedakan Muka dari Ras Lain!

Nivita Saldyni, Kamis, 19 November 2020 12.04 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ini Loh Alasan Orang Susah Bedakan Muka dari Ras Lain!
Image: Ilustrasi berbagai warna kulit (The Swaddle)

Jakarta - Urbanreaders sadar nggak sih kalau di mata kita, orang-orang Eropa atau Amerika Serikat (AS) sering kali terlihat sama? Hal ini juga berlaku saat orang Eropa atau AS melihat orang-orang dari Asia seperti Indonesia, Malaysia, dan juga Jepang loh.

Nah, ternyata hal tersebut dinamakan ‘Other-race Effect’ atau efek ras lain, guys. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan keadaan manusia yang kesulitan mengidentifikasi orang-orang dari ras lain atau berbeda dengan dirinya.

Hal ini sebelumnya pernah diungkap Mo Castandi lewat sebuah artikel berjudul 'Why do people of other races all look alike?' di Guardian. Ia mengatakan bahwa bagi kebanyakan orang Amerika, semua orang Asia tampak sama. Sementara bagi orang Asia, semua pria kulit putih terlihat mirip.

Kondisi tersebut bisa dijelaskan melalui penelitian yang dilakukan oleh Heather D. Lucas, Joan Y. Chiao and Ken A. Paller dari Cognitive Neuroscience Laboratory di Northwestern University pada 2011 silam. 

Dalam studi itu, Lucas dan rekan-rekannya melakukan percobaan kepada 18 mahasiswa wanita kulit putih. Mereka diminta untuk memperhatikan dan mencoba mengingatnya wajah pria dewasa berkulit putih, hitam, Hispanik, Asia Timur dan Selatan dari foto berwarna yang ditampilkan secara acak.

Mereka kemudian diperlihatkan kembali beberapa wajah yang sama dan beberapa wajah baru. Ternyata saat diminta mengingat, para peserta lebih akurat mengenali wajah dari ras mereka sendiri ketimbang wajah dari ras lain loh.

Nah menurut Lucas dan kawan-kawan, keakuratan ini dipengaruhi oleh aktivitas dalam otak yang disebut N200 potential. Aktivitas yang berlangsung di lobus frontal ini berfungsi melakukan pengkodean visual, guys.

Berdasarkan hipotesis yang Lucas berikan, respon N200 ini terjadi karena kita jarang bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang dari ras berbeda. Hal ini kemudian memicu daya ingat otak kita sangat lemah untuk mengenali wajah dari ras berbeda.

Sementara itu, menurut penelitian Robert Caldara dari University of Glasgow respon terhadap pengenalan wajah itu berhubungan dengan respon N170 di lobus oksipital dan temporal. Caldara menjelaskan, aktivitas otak ini akan tinggi jika seseorang bertemu dengan sosok asing dan akan berkurang ketika kita sering menemui sosok asing tersebut.

Ternyata, sifat alamiah manusia ini diwariskan juga pada teknologi kecerdasan buatan loh. Aylin Caliskan, ilmuwan komputer dari George Washington University dalam sebuah studi berjudul 'Semantics Derived Automatically from Language Corpora Contain Human-like Biases' pada 2017 silam menyebutkan bahwa mesin juga bisa melakukan bias, sama halnya dengan manusia.

Misalnya, ketika kecerdasan buatan menggunakan data dari internet, sistem akan menghasilkan prasangka buruk yang lebih pada orang-orang berkulit hitam dan perempuan. 

"Perlu diingat, mesin dilatih oleh data yang diberikan manusia. Dan manusia adalah makhluk yang bias," kata Caliskan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait