URnews

Jadi Potensi Baru, Ini 5 Fakta soal Logam Tanah Jarang di Lapindo

Nivita Saldyni, Kamis, 28 Januari 2021 13.39 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Jadi Potensi Baru, Ini 5 Fakta soal Logam Tanah Jarang di Lapindo
Image: Penanganan lumpur Sidoarjo oleh Kementerian PUPR. (Kementerian PUPR)

Sidoarjo - Penelitian Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terhadap endapan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo terus berlanjut.

Bahkan, data terbaru menyebutkan lumpur Lapindo memiliki potensi kandungan logam tanah jarang (LTJ) atau biasa disebut Rare Earth Element.

Hal ini diungkapkan Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam konferensi pers 'Capaian Kerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 Badan Geologi' yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu (20/1/2021)

"Kami juga melakukan kajian terhadap lumpur Sidoarjo yang ternyata juga diidentifikasi oleh Badan Litbang mengandung logam tanah jarang," kata Eko dikutip dari Antara, Kamis (28/1/2021).

Nah, data Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM mengidentifikasi ada 28 lokasi di Indonesia yang berpotensi mengandung LTJ, termasuk lumpur Lapindo di Porong. 

Tapi sebenarnya apa sih LTJ itu? Apa saja kandungannya dan fungsinya? Untuk tahu lebih dalam, yuk simak rangkuman Urbanasia berikut ini.

1. Mengenal Logam Tanah Jarang (LTJ)

1611815751-LTJ.jpegSumber: Ilustrasi logam tanah jarang. (American Geosciences Institute)

Seperti namanya, logam satu ini memang jarang alias susah ditemukan. Namun menurut jurnal 'Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia' milik Badan Geologi Kementerian ESDM, LTJ ini melimpah dibandingkan unsur lain dalam kerak bumi.

LTJ biasanya ditemukan dalam sebaran dengan jumlah yang tidak besar dan menyebar secara terbatas. 

LTJ sendiri merupakan kumpulan dari 17 unsur kimia guys. Mulai dari scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).

Nah 17 unsur tersebut masuk dalam kelompok Lantanida pada tabel susunan berkala yang dikelompokkan lagi menjadi LTJ berat (heavyLTJ) dan LTJ ringan (light REE) dengan warna yang berbeda. Mereka punya kemiripan sifat dan sering ditemukan bersama-sama dalam satu endapan secara geologi.

Namun meski jumlahnya melimpah tapi unsur-unsur dalam LTJ ini ternyata sulit ditambang loh. Sebab konsentrasi unsur-unsur tersebut tidak cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis. 

2. Tiongkok penghasil tanah jarang terbesar di dunia

Masih dari sumber yang sama, diketahui bahwa penghasil tanah jarang terbesar di dunia adalah Tiongkok, guys.

Mereka punya endapan LTJ dalam bentuk primer berupa produk sampingan dari tambang bijih besi, dan sekunder berupa endapan aluvial dan endapan lateritik.

Mineral-mineral yang mengandung LTJ utama adalah bastnaesit, monasit, xenotim, zirkon, dan apatit. Setelah Tiongkok, negara lain yang punya cadangan LTJ terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, Australia dan India. 

3. Mengapa LTJ banyak diburu?

Keberadaan LTJ selalu menjadi perhatian dunia. Sebab, LTJ dan paduannya bisa bermanfaat bagi banyak peralatan yang kita gunakan di kehidupan sehari-hari.

Mulai dari memori komputer, DVD, baterai isi ulang, telepon seluler, konventer katalis kendaraan bermotor, magnet, lampu fluoresen dan masih banyak lagi alat-alat lain yang menggunakan LTJ. 

LTJ banyak digunakan untuk peralatan sehari-hari karena daya pakainya yang lebih lama, mudah diisi ulang, dan mudah didaur ulang. 

Nah, penggunaan LTJ sendiri telah memicu perkembangan material baru. Bahkan dalam dunia industri, meningkatkan kualitas produk.

Dengan kata lain, LTJ telah memicu munculnya mobil bertenaga listrik yang dapat digunakan untuk perjalanan jauh. Gak heran ya kalau pengembangan mobil hybrid akhir-akhir ini makin digenjot.

Dalam pengembangan mobil hybrid sendiri, komoditas LTJ jadi salah satu yang sangat strategis. Misalnya kelompok logam Nd, Pr, Dy dan Tb yang menjadi bahan penting dalam pembuatan motor listrik dan generator mobil hybrid. Lalu ada juga kelompok logam La, Nd dan Ce yang menjadi bahan penting dalam pembuatan baterai mobil hybrid NiMH.

4. LTJ dan Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia

1611815801-Screen-Shot-2021-01-28-at-12.55.17.pngSumber: Lumpur Lapindo di Sidoarjo. (Balingtan Kementerian Pertanian)

Nah potensi luar biasa inilah yang akhirnya membuat Badan Geologi Kementerian ESDM terus melakukan penelitian terhadap kandungan LTJ di berbagai lokasi di Indonesia.

Hal ini bertujuan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mempercepat pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Nah di 2021.ini, ada sembilan lokasi survei yang bakal dilakukan Badan Geologi Kementerian ESDM untuk menggali potensi LTJ ini. Beberapa.di antaranya yaitu di Bangga Kepulauan, Selawesi Tengah, kemudian Kalimantan, termasuk juga lumpur Lapindo di Jawa Timur.

"Tahun ini dari sembilan lokasi survei yang kami lakukan yang terkait logam tanah jarang itu. Itu kami lakukan identifikasi dan hitungan sumber daya dari logam tanah jarang, kandungan logam tanah jarang di mineral batubara. Jadi berbagai endapan baik di mineral, batubara, ada juga potensi tanah jarang ini. Bahkan di lumpur Sidoarjo juga ternyata berpotensi mengandung logam tanah jarang," katanya.

5. Apakah Hal Ini yang Membuat Elon Musk tertarik berinvestasi di Indonesia?

Beberapa waktu belakangan santer terdengar isu perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc., bakal berinvestasi di Indonesia.

Hal ini diduga ada keterkaitan dengan potensi LTJ di Indonesia yang mulai ditemukan di beberapa daerah, salah satunya di Sidoarjo.

Bahkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pada Selasa (26/1/2021) lalu sempat menyebut Tesla siap menandatangan kontrak investasi di Indonesia.

"Sebentar lagi yang akan kami teken. (Investasi) ini adalah BASF sama Tesla," kata Bahlil lewat siaran di YouTube BKPM.

Namun jauh sebelumnya, kabar perusahaan milik Elon Musk ini telah dikabarkan tertarik untuk berinvestasi ke Indonesia sejak akhir 2020.

Ia bahkan telah ngobrol langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat telepon pada Jumat (11/12/2020) lalu. Dari percakapan keduanya diketahui bahwa mereka membahas soal peluang investasi perusahaan mobil listrik Tesla di Indonesia.

Bahkan bukan hanya sekadar membahas peluang, Tesla juga telah berjanji bakal mengunjungi Indonesia pada Januari 2021 ini. 

"Tesla juga telah menyatakan minat yang kuat dan mereka akan lakukan kunjungan di Januari 2021," kata Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Public Launching KBLBB, Kamis (17/12/2020).

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait