Keren! Pasangan Influencer Kanada Rilis Hijab Ramah Lingkungan
Jakarta - Dikenal lewat konten edukasi di TikTok dan YouTube, pasangan suami istri (pasutri) Muslim asal Toronto, Kanada, Will dan Sana Saleh kini membuat gebrakan terbaru dengan membuat hijab ramah lingkungan.
Membuat hijab ramah lingkungan ini menjadi salah satu cara Will dan Sana untuk melawan Islamofobia hingga citra buruk Islam yang saat ini banyak diberitakan.
Melansir dari laman About Islam, Rabu (24/2/2021), Will dan Sana yang dikenal dengan nama Saleh Family atau Keluarga Saleh, memproduksi hijab pola tie dye yang sempat populer pada 2000-an.
Sumber: Produk Lala Hijabs. (Instagram @lalahijabs)
Lala Hijabs, menjadi merek dagang yang dipilih Will dan Sana dalam bisnis hijab dengan pola pewarnaan yang menarik itu.
"Saya ingat Will pernah bertanya-tanya mengapa tidak ada hijab dengan pewarna pola tie dye. Bukankah itu hal yang paling keren?" kata Sana Saleh.
Kepada blogTO, Sana mengatakan bahwa mereka mulai berbisnis hijab pada Agustus 2020. Kala itu, Sana membuka lemarinya dan menemukan hijab warna krem yang sudah pudar.
Lalu Sana mewarnainya dengan pewarna yang ada dijual di Walmart, Amerika Serikat. Sana pun berhasil membuat motif hijab tersebut dengan cantik, yang kemudian dia unggah akun TikToknya.
Unggahan tersebut rupanya mendapatkan sambutan positif dari pengikutnya di TikTok, sehingga dia memutuskan untuk memulai bisnis.
Lala Hijabs mengklaim sebagai salah satu perusahaan hijab pertama yang menggunakan kemasan ramah lingkungan. Will dan Sana tergerak melakukan hal itu setelah melihat sampah plastik yang menggunung di rumah.
Influencer yang mempunyai 900 ribu pengikut di TikTok dan 290 ribu subscribers di YouTube itu, menjual berbagai macam hijab, baik ukuran anak maupun dewasa secara online.
Sumber: Produk Lala Hijabs. (Instagram @lalahijabs)
Will mengatakan bahwa mereka berusaha untuk membuka hati dan pikiran orang tentang Islam dan Muslim. Hal itu lantaran banyaknya stigma buruk yang disematkan kepada muslim membuat mereka ingin melakukan upaya untuk memperbaikinya.
"Pada akhirnya, salah satu alasan utama mengapa kami melakukan ini adalah untuk mengangkat identitas orang Muslim. Karena sayangnya bahkan saya mendapat banyak fitnah karena tidak tumbuh sebagai Muslim dari kecil hanya karena apa yang saya lihat melalui media," ujar Will.