Lee Jong Suk 'Big Mouth' Idap Scopophobia, Takut Jika Ditatap 

Jakarta – Lee Jong Suk lagi banyak dibicarakan penggemar drakor karena perannya dalam 'Big Mouth'. Aktor 33 tahun itu dianggap sukses memerankan karakter Park Chang Ho, seorang pengacara yang dituduh sebagai penipu ulung berjuluk Big Mouse.

Namun di balik aktingnya yang brilian dan penuh percaya diri di televisi, Lee Jong Suk punya phobia unik, lho, Urbanreaders. 

Aktor yang terkenal lewat drama 'I Can Hear Your Voice' ini mengidap scopophobia, yang membuatnya gemetar ketakutan saat ditatap banyak orang. 

Phobia tersebut membuat Lee Jong Suk tak nyaman dan sering mengelap keringat saat datang ke acara konferensi pers maupun fan meeting.

Sebenarnya apa itu scopophobia dan apa saja ciri - cirinya?

Melansir Healthline, scopophobia adalah rasa takut yang berlebihan ketika ditatap, baik secara personal maupun di keramaian. Orang yang mengidap scopophobia akan merasa cemas dan tidak nyaman saat menjadi pusat perhatian. 

Scopophobia berbeda dari orang yang pemalu atau introvert. Rasa cemas yang mereka alami saat menjadi pusat perhatian lebih intens, seolah - olah sedang diteliti dan dihakimi.

Gejala Scopophobia

Scopophobia digolongkan sebagai gangguan kecemasan sosial. Gejala yang dialami tiap orang berbeda, tergantung tingkat keparahannya. 

Orang yang memiliki scopophobia merasa tidak nyaman saat ditatap dan cenderung menghindari interaksi sosial. Hal ini tentu sangat mengganggu kehidupan sosialnya. 

Selain dua ciri di atas, ada pula sejumlah gejala fisik dan psikologis lain yang menandakan seseorang mengidap scopophobia. 

Berikut tanda-tandanya: 

– Berusaha menjaga jarak atau menghindar dari interaksi sosial.

– Ketakutan atau kecemasan yang intens ketika menjadi pusat perhatian. 

– Tidak bisa fokus dan susah berkonsentrasi. 

– Detak jantung cepat dan sulit bernapas. 

– Berkeringat atau gemetar. 

– Mual dan sakit kepala. 

– Serangan panik. 

– Mulut kering. 

Jika Urbanreaders mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, segera konsultasi dengan dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.