URnews

Negara Bagian Victoria Kerahkan 500 Personel Militer untuk Isolasi Mandiri

Kintan Lestari, Selasa, 4 Agustus 2020 18.24 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Negara Bagian Victoria Kerahkan 500 Personel Militer untuk Isolasi Mandiri
Image: Petugas kepolisian di pos pemeriksaan perbatasan, yang ditutup karena lonjakan kasus COVID-19 di Albury, New South Wales, Australia, Rabu (8/7/2020). (ANTARA FOTO/AAP Image/Lukas Coch via REUTERS/AWW/djo)

Victoria - Seperti halnya negara lain, Australia juga belum mengatasi pandemi COVID-19. Itu pula yang terjadi di Negara Bagian Victoria.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus corona, mulai dari memberlakukan jam malam, memperketat pembatasan mobilitas harian masyarakat, serta memerintahkan pertokoan tutup.

Sayangnya meski banyak aturan diterapkan, masyarakat masih bandel sehingga kasus COVID-19 di sana belum turun.

Pada Selasa, 4 Agustus, kepala pemerintahan Victoria, Daniel Andrews, menyatakan akan melibatkan personel militer untuk menjalankan perintah isolasi COVID-19.

Pasalnya masih banyak warga di sana yang terinfeksi COVID-19 tidak melakukan isolasi di rumah.

Itu sebabnya Andews menurunkan 500 personel militer pekan ini untuk memperkuat perintah isolasi mandiri di negara terpadat kedua di Australia itu. 

"Secara harfiah tidak ada alasan bagi anda untuk meninggalkan rumah dan jika anda pergi dari rumah dan tidak ditemukan di sana, anda bakal kesulitan untuk meyakinkan polisi Victoria bahwa anda memiliki alasan yang sah," kata Andrews kepada awak media di Melbourne seperti dikutip Antara, Selasa (4/8/2020). 

Andrews juga menyatakan siapa pun yang melanggar aturan isolasi mandiri akan dikenakan denda baru yang lebih berat, yaitu hampir 5.000 dolar Australia (sekitar Rp52 juta).

Warga diperbolehkan keluar rumah hanya untuk kepentingan mendesak saja. 

Victoria pada hari ini (4/8) melaporkan ada 439 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Menurut Andrews, sejak Senin 11 orang meninggal karena virus corona.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait