URtrending

Ponakan Bawa Kabur Jenazah Seorang Pria dari Keluarganya

Anita F. Nasution, Senin, 10 Agustus 2020 14.17 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ponakan Bawa Kabur Jenazah Seorang Pria dari Keluarganya
Image: Sumber: Twitter/@LaniEleonora

Netizen kini tengah dihebohkan dengan perbincangan penculikan jenazah seorang pria dari rumah sakit bahkan dari keluarganya urbanreaders. 

Wanita bernama Lani Eleonora di akun Twitternya menceritakan sebuah kronologi drama yang terjadi di keluarganya di mana jenazah pria yang merupakan ayah tirinya telah diculik oleh anggota keluarga lainnya pada Minggu pagi (9/9/2020). 

"Gua mau cerita. Tapi panjang. Ini drama keluarga yang berujung jenazah Ayah gua dibawa kabur oleh anggota keluarga yang merasa berhak. Haha, lucu sekali. Baru aja kejadian tadi pagi" tulis Lani. 

Dalam cuitannya, Lani menceritakan awal mula sang ayah dibawa kerumah sakit yaitu pada 3 Agustus 2020 karena mengeluh sesak dan memiliki latar belakang penyakit diabetes di mana seminggu sebelumnya gula darah sang ayah tinggi. 

Setelah 6 hari dirawat di rumah sakit, akhirnya sang ayah pun dinyatakan meninggal dunia pada pukul 21.49 di mana keesokan harinya tepat pada hari penculikan jenazah tersebut merupakan hari ulang tahun sang ayah di usia ke-52 tahun. 

"Hari ini Ayah berulang tahun ke-52. Dirayakan bersama Sang Pencipta. Tepat pukul 21.49 semalam detak jantung Ayah berhenti, setelah perawatan dalam ruang isolasi selama 6 hari" tulis Lani. 

Well, drama penculikan terhadap jenazah sang ayah pun akhirnya dimulai sejak Lani mencoba menghubungi keponakan sang ayah yang baru saja datang dari rumahnya untuk datang kerumah sakit. 

Lani menyebutkan keponakan ayahnya tersebut dengan inisial UC, HMD (adiknya UC) dan IT (istri UC). 

Sebelum menceritakan kronologi penculikan, Lani pun mencoba menggambarkan bahwa keponakan ayahnya tersebut merupakan anggota keluarga yang sangat dekat dengan ayah dan ibunya dan bahkan sudah dianggap seperti anak sendiri urbanreaders. 

Kedua kakak beradik UC dan HMD yang dulunya sempat bersekolah di Jakarta telah tinggal bersama kedua orang tua Lani selama bertahun-tahun. 

Bahkan setelah menikah, Lani mengaku bahwa kedua orangtuanya masih membantu UC dan istrinya IT yang baru datang dari kampung untuk mencari rumah, mencari lokasi usaha hingga membuat usaha warung sembako. 

Melanjutkan awal mula penculikan jenazah tersebut, Lani menceritakan bahwa pihak rumah sakit meminta sang ayah dimakamkan sesuai dengan protokol COVID-19 karena dianggap sebagai suspect walaupun hasil swab test belum keluar. 

Lani, ibunya dan anggota keluarga lainnya pun akhirnya mengizinkan jenazah sang ayah dimakamkan sesuai protokol COVID-19. 

Namun usai persetujuan tersebut, UC keponakan sang ayah yang sedang berada di jalan menuju rumah sakit menyampaikan kepada Lani agar menolak apabila pihak rumah sakit meminta jenazah dimakamkan sesuai protokol kesehatan. 

Lani yang mencoba menghindari keributan dengan semua pihak pun menegaskan kepada sepupunya tersebut bahwa dirinya telah menyetujui pemakaman sesuai protokol COVID-19. 

"Saya gak mau ada ribut-ribut ya. Ikutin aja protokolnya. Mama juga udah setuju. Paham?" ujar Lani. 

Setibanya UC di rumah sakit, suami Lani yaitu Haris yang berada di rumah sakit menyampikan bahwa keduanya memaksa pihak rumah sakit agar jenazah dimakamkan dengan cara biasa. 

Bahkan, HMD adik UC sampai datang ke rumh Lani untuk meminta KTP sang ayah dan Kartu Keluarga untuk membuat proses surat jalan jenazah. 

Lani yang akhirnya emosi melihat aksi keduanya kembali menegaskan kepada HMD bahwa dirinya tidak ingin ada keributan dan menyetujui pemakaman dengan protokol COVID-19. 

Setelah beberapa drama terjadi, UC dan HMD kembali melancarkan aksinya dengan menyuruh Haris serta tetangga dan teman ayahnya yang sedang menunggu jenazah untuk pulang dan beristirahat. 

Di balik perbuatan yang terlihat baik tersebut, UC, HMD, IT dan beberapa orang yang tidak dikenal Lani ternyata tengah merencanakan untuk membawa jenazah sang ayah ke Sumatera Utara. 

Selama berada di rumah sakit, UC dan yang lainnya meminta pihak rumah sakit untuk memberikan izin kepada mereka untuk membawa jenazah agar dimakamkan secara biasa. 

Mereka memaksa pihak rumah sakit dengan mengancam akan memasukkan berita tersebut ke media. 

Tanpa memberi kabar kepada Lani dan Ibunya, pihak rumah sakit pun akhirnya memberikan izin kepada UC untuk membawa jenazah pergi. 

Pada keesokan harinya setelah sang ayah dinyatakan meninggal dunia, pukul 07.00 WIB Lani menerima telepon dari UC yang menyampaikan bahwa jenazah sang ayah telah dibawa ke TPU Pondok Rangon di mana sebelumnya pihak rumah sakit menyampaikan bahwa jenazah akan dimakamkan pukul 08.00 WIB. 

Karena panik dan takut terlambat tiba di TPU, Lani dan ibunya pun bergegas untuk berangkat. Namun sayangnya setibanya di Pondok Rangon, Lani mendapatkan informasi dari salah satu pengurus jenazah ayahnya bahwa sang ayah tidak dibawa ke Pondok Rangon melainkan dibawa ke Sumatera. 

Lani dan pihak keluarga yang marah melihat aksi mereka mencoba menghubungi UC dan HMD untuk memulangkan jenazah ayahnya, namun saat dihubungi beberapa kali, IT istri UC menyampaikan bahwa jenazah sang ayah dibawa ke Sumatera karena merupakan wasiat dari sang ayah. 

Setelah proses yang panjang, Lani yang mencoba untuk tenang mulai melakukan proses agar jenazah sang ayah dapat dipulangkan. Mulai dari meminta surat kematian kepada pihak rumah sakit, menghubungi driver ambulans hingga yayasan ambulans dan menyampikan akan memperkarakan permasalahan tersebut ke ranah hukum. 

Pihak yayasan ambulans dan driver ambulans yang tidak mau berurusan dengan hukum dan takut dinyatakan bersalah dalam kasus ini pun akhirnya membawa pulang jenazah sang ayah dan tiba di rumah sakit pukul 14.00 WIB dan langsung dimakamkan di TPU Pondok Rangon. 

 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait