URnews

Ratusan Sekolah Rusak, Kemendikbud Bentuk Pos Pendidikan di Sulbar

Shelly Lisdya, Jumat, 22 Januari 2021 10.54 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ratusan Sekolah Rusak, Kemendikbud Bentuk Pos Pendidikan di Sulbar
Image: Salah satu sekolah yang rusak di Sulawesi Barat. (Kemendikbud)

Jakarta - Gempa bumi yang mengguncang Provinsi Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021) lalu, berdampak kepada 1.203 satuan pendidikan, 192.027 peserta didik, serta 16.620 pendidik dan tenaga kependidikan.

Menanggapi hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Kementerian Agama (Kemenag), Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), UNICEF, dan klaster nasional pendidikan berkolaborasi mengelola Pos Pendidikan Sulawesi Barat.

Tujuan Pos Pendidikan ini adalah melakukan kajian cepat terhadap dampak dan kebutuhan masyarakat, menyusun rencana tanggap darurat, serta mengelola data dan informasi seputar bencana.

Kedua, mengelola bantuan seperti melakukan pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi bantuan bagi pendidik, tenaga pendidik, dan peserta didik.

“Kami terus melakukan koordinasi dalam melakukan pendataan, kebutuhan, dan intervensi yang dibutuhkan,” tutur Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbud, Hendarman, di Jakarta, Selasa (19/1/2021), seperti dikutip dari laman Kemendikbud.
 
Selain itu, Kemendikbud juga telah membuka dua posko lainnya. Satu posko bertempat di Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD Dikmas) Kabupaten Mamuju. Posko yang kedua berada di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kabupaten Majene.

 Berdasarkan laporan dari tim posko di lapangan, telah didirikan lima buah tenda pengungsian di BP PAUD Dikmas. Selain itu, didirikan pula 20 buah tenda ruang kelas darurat untuk aktivitas pendidikan yang didatangkan dari Kota Makassar dan Provinsi Sulawesi Tengah.

“Bantuan logistik darurat seperti makanan siap saji, sembako dan kebutuhan pengungsi lainnya juga turut diberikan,” terang Hendarman.

1610855904-sulbar-bnpb.jpgSumber: Gempa di Sulawesi Barat. (Twitter @BNPB_Indonesia)

Berdasarkan hasil kaji cepat dampak gempa per 18 Januari 2021, terdapat 103 satuan pendidikan baik yang berada di pengelolaan Pemerintah daerah maupun Kementerian Agama, rusak akibat gempa. Sebanyak 39 sekolah di antaranya mengalami rusak berat, 19 sekolah rusak sedang, dan 45 sekolah rusak ringan.

Sekadar informasi, di Kabupaten Mamuju, terdapat 18 sekolah yang masuk kategori rusak berat, 12 sekolah mengalami rusak sedang, dan 10 sekolah mengalami rusak ringan. Sementara di Kabupaten Majene, 19 sekolah mengalami rusak berat, enam sekolah mengalami rusak sedang, dan 21 sekolah mengalami rusak ringan. Berikutnya, di Kabupaten Polewali Mandar, dua sekolah mengalami rusak berat, satu sekolah mengalami rusak sedang, dan tujuh sekolah rusak ringan. Di Kabupaten Mamasa, tujuh sekolah mengalami kerusakan ringan.
 
Perlu diketahui, saat ini pengiriman bantuan dari seluruh unit utama Kemendikbud di Jakarta sedang dalam perjalanan untuk disalurkan ke Pos Pendidikan. Bantuan tersebut terdiri dari bantuan logistik yang dibutuhkan pengungsi seperti tenda pengungsi, tenda ruang kelas darurat, bantuan perlengkapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk pencegahan COVID-19, serta perlengkapan belajar siswa (school kit).

Pada tahap selanjutnya, Kemendikbud berencana akan memberi bantuan yang berkaitan dengan aspek psikososial yaitu pengadaan sekolah darurat. Bantuan tersebut mencakup penyediaan sarana pembelajaran darurat, pelatihan dan peningkatan kapasitas, serta personel untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran darurat.
 
“Dukungan teknis yang kami lakukan, yakni pengelolaan Pos Pendidikan, koordinasi dan kebijakan pendidikan darurat, pendataan, fasilitasi sekolah darurat dan dukungan psikososial,” pungkas Hendarman.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait