1 Juta Ponsel Android Terinfeksi Peretasan Rusia

Jakarta - Google telah mengambil tindakan terhadap operasi peretasan besar yang dianggap telah menginfeksi lebih dari 1 juta perangkat Android.
Raksasa teknologi itu telah menggugat dua orang peretas asal Rusia yang diyakini sebagai bagian dari geng kejahatan dunia maya yang telah mencuri informasi pengguna dari seluruh dunia.
Kedua orang tersebut berada di belakang Glpteba, sebuah "botnet" jahat yang telah menginfeksi dan mengambil kendali banyak PC berbasis Windows.
Penjahat menggunakan sistem perangkat yang disusupi ini untuk meretas data pribadi.
Gugatan yang dilakukan Google adalah kasus pertama yang diluncurkan raksasa pencarian internet terhadap botnet.
Menurut dokumen gugatan yang diajukan di New York, botnet yang dibuat oleh Dmitry Starovikov, Alexander Filippov dan rekan-rekan mereka telah menjadi "penjelmaan teknologi modern dan tanpa batas dari kejahatan terorganisir".
Perangkat lunak berbahaya Glupteba - yang pertama kali terdeteksi pada tahun 2011 disebarkan oleh situs unduhan pihak ketiga, layanan streaming film online, dan situs web yang secara curang mengaku berafiliasi dengan YouTube, yang dimiliki oleh Google.
Baca Juga: Aplikasi dan Game Android Terbaik 2021 di Play Store Indonesia
Informasi pribadi yang dicuri melalui botnet dapat digunakan untuk melakukan kejahatan seperti penipuan.
Dokumen pengadilan menyatakan bahwa botnet Glupteba menonjol dari yang lain karena "kecanggihan teknisnya".
Dalam sebuah posting blog, Google mengungkapkan bahwa penyelidikan perusahaan telah menemukan Glupteba menginfeksi jutaan perangkat Windows yang disusupi.
Kadang-kadang, botnet diyakini tumbuh dengan kecepatan ribuan perangkat baru per hari.
"Glupteba terkenal karena mencuri kredensial dan data pengguna, menambang cryptocurrency pada host yang terinfeksi, dan menyiapkan proxy untuk menyalurkan lalu lintas internet orang lain melalui mesin dan router yang terinfeksi," kata posting blog tersebut.
Baca Juga: Akun Instagram KBRI Beijing Diduga Diretas
Selain menyeret ke pengadilan, Google telah menangguhkan sekitar 63 juta Google Docs, dan lebih dari 1.100 Akun Google serta 870 Google Ads yang terdeteksi berbagi Glupteba.
Google berharap langkah itu akan membuat penjahat dunia maya lainnya melakukan hal yang sama. Tetapi para pakar keamanan meragukannya.
“Kami memahami dan mengenali ancaman yang dihadapi Internet, dan kami melakukan bagian kami untuk mengatasinya,” kata pihak Google.