URedu

20 Agustus: Sebarkan Berita Kemerdekaan Indonesia, Kantor Berita Domei Disegel Jepang

Kintan Lestari, Selasa, 20 Agustus 2019 13.05 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
20 Agustus: Sebarkan Berita Kemerdekaan Indonesia, Kantor Berita Domei Disegel Jepang
Image: erwinedwar.com

Jakarta - Pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya di halaman rumah Laksamana Maeda di Jl. Pengangsaan Timur nomor 56.

Sayangnya masih banyak wilayah di Indonesia, terutama luar Pulau Jawa, yang belum mengetahui perihal kemerdekaan bangsa lantaran belum mendapat info akibat saluran komunikasi yang dibatasi Jepang.

Di Jakarta, penyebaran informasi Indonesia telah merdeka bisa diketahui dengan cepat berkat bantuan kantor berita Domei (sekarang ANTARA).

Waidan B. Palenewen yang merupakan Kepala Bagian Radio Domei mendapat teks proklamasi dari wartawannya yang bernama Syahruddin.

Waidan kemudian menyuruh markonis bernama F. Wuz untuk menyiarkan berita proklamasi terus menerus sampai pukul 16.00 tapi diselang waktu 30 menit. Sayang baru dua kali disiarkan, tentara Jepang masuk ke ruang radio dan menghentikan siaran berita.

Baca juga: 19 Agustus: Sidang Kedua PPKI Hasilkan Pembagian Wilayah Negara Sampai Tentara RI

Meski dilarang, tapi mereka tetap menyiarkan berita proklamasi. Berkat usaha tanpa henti, tanggal 18 Agustus 1945 kantor berita Amerika di San Fransisco menyiarkan berita kemerdekaan Indonesia.

Jepang yang kemudian mendengar berita Indonesia merdeka sudah menyebar lalu mendatangi kantor berita Domei dan menyegel kantor berita tersebut pada 20 Agustus 1945.

Namun itu bukanlah akhir dari segalanya. Dengan sembunyi-sembunyi para pemuda mengambil peralatan-peralatan dari Kantor Berita Domei. Kemudian para teknisi radio, yang terdiri dari Sukarman, Sutanto, Susilahardja, Suhandar, dan M. Yusuf Ronodipuro, membuat alat pemancar radio baru di jalan Menteng nomor 31 Jakarta.

Berita proklamasi kemerdekaan pun kembali berkumandang. Selain lewat radio, berita kemerdekaan Indonesia juga terus disebarkan lewat surat kabar, poster, dan pamflet.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait