5 Etika Bikin Prank Supaya Nggak Berakhir Tragis

Jakarta - Akhir-akhir ini marak sekali acara-acara prank yang dilakukan baik oleh Youtuber, public figure, maupun teman-teman sendiri. Selain untuk kesenangan, tidak sedikit yang hanya ingin mencari sensasi atau ketenaran karena viral di media sosial.

Sebagai hiburan, aktivitas nge-prank atau ngerjain orang untuk tujuan kesenangan, memang banyak menarik perhatian. Tapi, supaya nggak kebablasan, nge-prank orang juga ada etikanya lho guys. Setidaknya, 5 hal ini pantas kalian pertimbangkan sebelum bikin prank.

1. Aman atau Tidak Membahayakan

Hindari nge-prank di tempat-tempat yang berbahaya, menggunakan alat-alat berbahaya atau senjata tajam, dan melakukan hal-hal yang berbahaya atau mengancam keselamatan. Kalian pasti nggak mau kan lelucon ini malah jadi malapetaka.

Baca Juga: 4 Cara Keluar dari Toxic Relationship

2. Prank yang Mendidik

Prank ini dilakukan kepada si korban dengan tujuan agar orang itu belajar dari kesalahannya. Salah satu contoh prank yang memberi edukasi positif kepada ‘korban’nya adalah menempeli post-it note di mobil yang diparkir di tempat khusus disable.

Harapannya, orang itu akan kapok dan lain kali tidak mengambil tempat parkir orang yang lebih membutuhkan.

3. Lucu tapi Tidak Jahat

Prank yang jahat adalah kalau membuat masalah yang serius. Misalnya, berpura-pura dihamili atau menjadi istri simpanan.

Rumah tangga orang bisa berantakan guys, nggak lucu lagi.

Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Begini Cara Benar Ucapkan 7 Brand Fashion Terkenal

4. Tidak Dilakukan di Momen Penting

Ngerjain orang di tengah-tengah prosesi pernikahan atau di acara resmi sebuah instansi? Nggak banget!

5. Tidak Sara, Pornografi, atau Kriminal

Ngerjain orang lain karena rasnya, itu sih namanya sudah bukan prank lagi, melainkan bullying.

Atau ngeprank orang di dalam kereta dengan cara ngambil dompetnya. Yang ada malah diamankan di kantor polisi. Gawat!

So, guys, be fun and creative dengan prank kamu ya!