5 Novel Bertema Pandemi yang Relate Banget dengan Situasi Sekarang

Jakarta - Situasi pandemi atau wabah penyakit, sering diangkat menjadi tema sebuah novel ataupun film. Beberapa pengarang buku terkenal seperti Stephen King, Albert Camus, dan Michael Crichton, juga pernah terinspirasi dan menerbitkan kisah-kisah serupa dalam bukunya.
Banyak orang lalu menghubungkan kisah yang ada dalam novel tersebut, dengan situasi yang terjadi saat ini. Berikut beberapa novel terkenal yang relate banget dengan situasi kita saat ini!
Baca Juga: Mulai Syuting Awal Februari, Novel Best Seller "Berhenti di Kamu" Diangkat ke Layar Lebar
1. The Plague, karya Albert Camus (1947)
Seperti judulnya, The Plague mengisahkan rentetan peristiwa terjadinya wabah pes di pesisir Algeria, di kota Oran, pada bulan April tahun 1940an.
Dikisahkan, wabah tersebut datang dengan tiba-tiba dan terus berlangsung selama hampir 10 bulan. Sesudah menguasai kota dan membuat para penduduknya menderita, penyakit tersebut menghilang begitu saja.
2. The Andromeda Strain, karya Michael Crichton (1969)
Berkisah tentang sekelompok ilmuwan yang berusaha melawan epidemi akibat sebuah mikroorganisme yang asing. Diceritakan, sebuah pesawat luar angkasa milik militer ditugaskan untuk mengambil organisme-organisme dari permukaan terluar atmosfer.
Dalam perjalanan kembali ke bumi, pesawat tersebut jatuh dan mengakibatkan bencana besar. Bencana tersebut menyisakan dua orang penyintas, yaitu satu orang tua dan satu bayi. Pemerintah AS kemudian memerintahkan sebuah proyek rahasia kepada para ilmuwan untuk mengatasi krisis tersebut.
3. The Stand, karya Stephen King (1978)
Stephen King banyak dikenal dengan kisah-kisah bergenre thriller dan horror. Dalam novel ini, dikisahkan seorang pasien yang lari dari sebuah pusat penelitian dan secara tidak sadar membawa virus super-flu yang telah bermutasi.
Virus ini bisa menghilangkan 99% populasi manusia dalam beberapa minggu saja. Di tengah kepanikan masa, muncullah dua tokoh yang berperan penting, yaitu Mother Abagail dan Randall Flagg.
Mother Abagail, seorang perempuan berusia 108 tahun, ingin menenangkan situasi. Sedangkan Flagg, seorang pemuda yang bersemangat untuk melawan kekalutan yang terjadi. Para penyintas dipaksa untuk memilih kubu Abagail atau Flagg dan juga memutuskan nasib orang-orang yang ada.
4. The Companions, karya Katie M. Flynn (2020)
Novel ini terbit pada bulan Maret tahun ini, secara kebetulan pada saat yang bersamaan dengan merebaknya virus corona. Berkisah tentang situasi di California yang tengah dikarantina akibat merebaknya virus menular yang sangat berbahaya.
Pada masa itu, ada sebuah program bernama “Companionship”, yang digagas oleh sebuah perusahaan teknologi. Program ini memungkinkan seseorang menyimpan kesadarannya semasa hidup agar tetap bisa menjaga keluarganya kelak ketika sudah meninggal dunia.
Kesadaran yang disimpan ini disebut sebagai “companion”, dan menjadi properti milik perusahaan. Companion bisa bergerak atas dasar pemrograman, dan dibuat dalam berbagai bentuk termasuk tubuh buatan.
Pada masa karantina ini, orang-orang diharuskan tetap tinggal di rumah, namun para companion bisa “bergentayangan” ke mana-mana sesuai yang diprogramkan.
5. The Eyes of Darkness, karya Dean Koontz (1981)
Novel ini berkisah tentang perjalanan Christina Evans, seorang ibu yang mencari anaknya yang tidak kembali sesudah pergi camping ke sebuah gunung. Semua peserta camping, baik anak-anak, pemandu, maupun sopir yang mengantarnya, meninggal secara misterius.
Saat Christina berduka karena menganggap Danny, anaknya, juga menjadi korban, ia mendapatkan pesan anonim yang mengatakan bahwa Danny belum meninggal. Christina pun berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan anaknya.
Novel ini menarik perhatian belum lama ini, foto dari salah satu halamannya beredar luas di internet. Dalam halaman tersebut, tertulis ada sebuah virus mematikan bernama Wuhan 400 yang dikisahkan sebagai penyakit pneumonia ganas yang menyerang paru-paru dan tenggorokan.
Penyakit ini juga disebut menolak segala jenis pengobatan. Para pembaca lalu menduga-duga apakah penulis novel ini telah memprediksikan kejadian baru-baru ini terkait virus corona dan menuangkannya ke dalam novel tersebut.