URtech

5G Jadi Ancaman Besar Bagi Konsol Game

Afid Ahman, Rabu, 2 Juni 2021 08.20 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5G Jadi Ancaman Besar Bagi Konsol Game
Image: Ilustrasi jaringan 5G. (Freepik/texvector)

Jakarta - Kehadiran 5G diyakini akan mengubah banyak hal, bahkan menjadi ancaman besar bagi konsol game seperti PS5, Xbox Series X dan Nintendo Switch.

Demikian disampaikan Director Square Enix Naoki Yoshida. Square Enix adalah perusahaan di balik  game ternama, seperti Final Fantasy dan Dragon Quest.

Dia berpendapat kecepatan streaming dari jaringan 5G akan menjadikan televisi sebagai media utama dalam bermain game.

"Pemain dapat menikmati pengalaman bermain game berkualitas tinggi di perangkat apa pun tanpa perlu terikat ke perangkat gaming atau monitor TV. Kit pasti menuju ke arah itu, dan saya kira virus corona tidak akan memperlambat perubahan ini," katanya, mengutip Financial Times.

Yoshida memperkirakan cloud gaming akan bisa menggantikan pengalaman bermain menggunakan konsol. Dengan cloud gaming dan koneksi 5G yang lebih cepat, game AAA pun bisa dimainkan di laptop dengan spesifikasi seadanya.

Pun begitu banyak analis di industri gaming yang tidak yakin cloud gaming bisa mengakhiri dominasi konsol.

Dua konsol gaming yang diluncurkan akhir tahun lalu misalnya, PS5 dan Xbox Series X, masih banyak peminatnya sampai stoknya terus mengalami kelangkaan hingga sekarang 

Soal itu, Yoshida berpendapat pemicuny karena kebijakan di rumah aja membuat masyarakat mencari hiburan langsung dari rumah, termasuk dari konsol game.

"Dengan konsol rumah, kamu hanya perlu duduk di depan televisi dan menyalakan konsol game. Itu adalah hiburan yang memakan waktu. Namun dengan stay at home, ada lebih banyak peluang untuk menyalakannya," ujarnya.

Yashid menyakini kepopuleran konsol  bakal merosot mencapai 8,9 persen. Penyembabnya kelangkaan chip global yang masih akan terus berlangsung sepanjang 2021 ini 

Dan di saat yang sama  industri game kesulitan mengembangkan produk karena tidak dapat berinteraksi secara langsung. Mereka kesulitan untuk menyesuaikan koordinasi saat melakukan pertemuan secara online.

"Sulit untuk membaca suasana ketika Anda online. Orang-orang akan terus bertanya sepanjang waktu lewat chat online," pungkasnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait