URstyle

8 Poin Gekrafs soal Heboh Brand Indonesia Klaim Masuk Paris Fashion Week 2022

Rasya Azzahra, Selasa, 8 Maret 2022 15.32 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
8 Poin Gekrafs soal Heboh Brand Indonesia Klaim Masuk Paris Fashion Week 2022
Image: Salah satu ajang fashion show yang dilakukan brand 3second (Instagram/its3second)

Jakarta – Perbincangan mengenai brand-brand lokal yang menggelar fashion show dengan embel-embel 'Paris Fashion Week' masih terus menjadi kontroversi. Terkait hal itu, Ifan Seventeen selaku Ketua Bakominfo Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) pun buka suara.

Gekrafs sendiri merupakan lembaga yang membantu pemerintah dalam rangka pengoptimalan para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Nah, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggandeng sejumlah desainer dan brand lokal untuk memamerkan karyanya di Paris pada awal Maret 2022 ini.

Dalam unggahan video di Instagramnya, Ifan menegaskan brand-brand lokal tersebut diberangkatkan ke Paris yang berkompeten, termasuk brand-brand on desain yang dapat berkolaborasi dengan desainer.

"Di sekitaran event Paris Fashion Week yang dari FHCM (Fédération de la Haute Couture et de la Mode) itu banyak banget event fashion show juga. Dan di tahun ini Gekrafs dan Kemenpar itu mengajak brand-brand yang memang menurut kami kompeten untuk berangkat ke sana. Jadi brand-brand yang non desain bisa berkolaborasi dengan para desainer untuk diberangkatkan ke sana,” ujar Ifan dikutip dari video Instagramnya Selasa (8/3/2022).

Dalam unggahan di akun Instagramnya @ifanseventeen, ia juga menjelaskan ada kesalahpahaman soal anggapan brand-brand yang diklaim mengikuti ajang Paris Fashion Week (PFW) 2022. Mewakili Gekrafs, Ifan pun turut memberikan penjelasan dalam 8 poin tulisan mengenai hal tersebut:

1. Gekrafs dari awal sudah clear tidak menggunakan Gekrafs Paris Fashion Week. Tapi Gekrafs Paris Fashion Show 2022. Karena Gekrafs tahu kamu tidak terafiliasi FHCM.

2. Penyebutan nama Paris Fashion Week boleh karena itu pekan fashion di Paris. Yang tidak boleh menggunakan logo FHCM dan menyebutkan kita dalam on schedule FHCM.

3. Yang hadir di sana bukan hanya KOL dari Indonesia yang kami anggap bisa membantu publikasi brand (dan terbukti) tapi juga media Paris - Eropa, KOL Paris dll.

4. Rangkaian acara di Paris sendiri kami juga ada kolaborasi garansi di mana bajunya dihighlight media luar, dipakai oleh influencer Paris, dipakai runway, dll.

5. Gekrafs temporary store hadir 10 hari untuk menjadi pop up B to C dan B to B dan media yang ingin foto produk Indonesia yang ikut ke Paris.

6. Syarat masuk FHCM ini bukan hal mudah diperlukan kurasi yang ekstra karena disyaratkan konsitensi berkarir di Paris minimal dua tahun. Dan FHCM sendiri memprioritaskan brand Paris itu sendiri.

7. Untuk pemilihan brand sendiri, dari Gekrafs memilih delapan brand yang bervariasi karena background produksi yang mumpuni, karakteristik yang tepat untuk pasar Eropa dan Afrika. Karena ada tujuan membuka b to b sehingga background produksi sangat diperlukan untuk mendukung itu.

8. Gekrafs sadar banyak yang memanfaatkan momen ini, tetapi kegiatan di luar dan brief Gekrafs di luar kekuasaan kami.

Ifan menjelaskan memang keberangkatan brand-brand lokal tersebut bukan berpartisipasi di ajang PFW yang diselenggarakan Fédération de la Haute Couture et de la Mode (FHCM), melainkan Gekrafs Paris Fashion Show during Paris Fashion Week.

“Namun memang bukan ke Paris Fashion Week dari FHCM. Thats why kita namain Gekrafs Paris Fashion Show during Paris Fashion Week. Dan itu sudah kita terapkan dan sudah menjadi SOP desainer dan brand-brand yang ikut melalui Gekrafs,” ucap Ifan.

“Cuma kalau menurut ku ya mungkin yang membuat miss di sini, pada saat brand-brand tersebut menyampaikan kepada para KOL (influencer, artis atau selebgram) yang ikut ke sana. Mungkin hal-hal ini kurang ditekankan. Jadi banyak sekali yang menamai kegiatan mereka dengan Paris Fashion Week,” ungkap Ifan.

Namun, menurut Ifan jika para brand-brand tersebut ingin menamai acaranya adalah Paris Fashion Week, hal itu tidaklah salah selama tidak mencantumkan logo FHCM tersebut.

“Apakah itu salah? Jawabannya tidak. Bahkan kalau memang mereka menamai kegiatan mereka di sana dengan sebutan Paris Fashion Week, itu juga sebenarnya nggak papa. Yang penting jangan menyertai logo FHCM tersebut. Dan ini one step forward untuk memperkenalkan industri fashion Indonesia ke industri fashion dunia," jelas Ifan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait