URedu

Adopsi Pendidikan di AS, Risa Santoso Buka Peluang Mahasiswa Lulus Tanpa Skripsi

Nunung Nasikhah, Selasa, 5 November 2019 20.15 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Adopsi Pendidikan di AS, Risa Santoso Buka Peluang Mahasiswa Lulus Tanpa Skripsi
Image: Nunung Nasikhah/Urbanasia

Jakarta - Risa Santoso, Rektor termuda se-Indonesia yang menduduki jabatan tertinggi di Institut Teknologi dan Bisnis ASIA Malang berencana menerapkan sistem pendidikan di Amerika Serikat yang pernah ia jalani selama kuliah S1 dan S2.

Salah satunya, mahasiswa bisa lulus tanpa harus mengerjakan skripsi. Ya, katanya sih semasa kuliah di University of California, Berkeley dan Harvard University Graduate School of Education, ia nggak pernah tuh merasakan yang namanya mengerjakan skripsi.

“Jadi saya S1 dan S2 tugas akhirnya berupa project. Tidak ada yang bikin skripsi, bikin thesis. Jadi nggak pernah jadi momok gitu,” ujar Risa saat ditemui di ruangannya (5/11/2019).

Baca juga: Dicap Rektor Termuda se-Indonesia, Risa Santoso Usung Pengembangan Bisnis Startup

Dari pengalamannya itu, Risa kemudian kepikiran untuk memberikan peluang kepada mahasiswanya untuk membuat sebuah project atau sebuah internship (magang, red) agar tidak membebani mahasiswa.

“Jadi ada opsi, dari mahasiswa mau tugas akhirnya berupa project apa berupa skripsi. Yang memang suka research ya tetap bisa mengerjakan skripsi,” tegasnya.

Ide ini menurutnya untuk menghapus stigma mahasiswa tentang skripsi yang selama ini jadi momok menakutkan.

Di samping itu, Risa mengatakan, yang terpenting adalah bagaimana caranya mahasiswa bisa lebih aktif.

Baca juga: Fakta Risa Santoso, Lulusan Harvard yang Jadi Rektor Termuda se-Indonesia

“Misalnya memang berkecimpungnya di pembuatan program atau mungkin lebih ke industri. Kenapa nggak membuat project yang lebih cocok untuk pekerjaan mereka kedepanya,” urainya.

“Dulu kan saya (kuliah) di luar, skripsi atau thesis, project itu kan pilihan. Jadi boleh semuanya asalkan ada subtitusi,” imbuhnya.

Bahkan, menurut Risa, program magang atau intenship juga bisa dijadikan sebagai project akhir yang nantinya bisa dilaporkan sebagai substitusi skripsi.

“Misalnya mereka melakukan intenship atau magang di luar. Kemudian mereka melakukan sesuatu misalnya gimana caranya memajukan perusahaan tersebut itu kan bisa menjadi sebuah project tersendiri dan alasanya kenapa. Tetep saja bentuknya seperti research tapi benar-benar diaplikasikan. Jadi mereka lihat di lapangan bentuknya seperti apa bisa di kolaborasikan,” jelasnya.

Baca juga: Mengukur Ukuran Manusia di Alam Semesta, Ibaratkan Semut

Selain itu, ia juga akan mendorong rasa ingin tahu mahasiswa lebih besar lagi untuk melecut inovasi-inovasi baru.

“Biar mahasiwa nggak takut untuk membuat sesuatu, mencoba sesuatu yang baru. Itu sih,” katanya.

Ia juga bercerita, dulu semasa ia kuliah di Berkeley, ada sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan oleh sesama mahasiswa. Menurutnya, sistem pembelajaran semacam itu juga bisa diterapkan di kampusnya untuk melecut keaktifan mahasiswa.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait