URnews

Ahli Geologi UB: Dentuman di Malang Terjadi di Permukaan Tanah

Shelly Lisdya, Rabu, 3 Februari 2021 15.33 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ahli Geologi UB: Dentuman di Malang Terjadi di Permukaan Tanah
Image: Ilustrasi gempa. (Pixabay)

Malang - Dentuman yang terdengar di Malang Raya pada Selasa (2/2/2021) hingga Rabu (3/2/2021) pagi masih menjadi misteri hingga kini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga saat ini masih mempelajari dan mencari sumber dentuman tersebut.

Ahli Geologi Universitas Brawijaya (UB), Adi Susilo menyatakan, jika suara dentuman yang terjadi sekitar enam jam tersebut berasal dari permukaan tanah. 

"Iya, saya menduga jika suara dentuman tersebut berasal dari permukaan tanah. Sebab, kalau dari dalam bumi, maka akan tercatat di alat sensor seismik," kata Adi kepada Urbanasia, Rabu (3/2).

Lebih lanjut, ia sebelumnya telah konfirmasi kepada pihak BMKG Tretes dan Stasiun Geofisika Malang, namun sensor seismik tak merekam adanya anomali.

"Nggak ada catatan dan pergerakan, kalau adanya gerakan di bawah tanah maka akan tercatat seismik," bebernya.

Ia pun menjelaskan, apabila dentuman tersebut merupakan gempabumi atau letusan gunung berapi, maka suaranya tidak akan seperti itu.

"Kemudian itu kan suaranya juga gemlegar, kalau pun gempa bumi artinya tanah yang kita injak goyang. Nah ini, kan hanya getar saja jendela," ungkapnya.

Selain itu, faktor lain adanya dentuman bisa saja karena cuaca atau petir. Hanya saja, faktor tersebut kurang tepat, karena di Malang Raya hanya hujan dengan intensitas sedang tanpa disertai petir.

"Lightning counter tak merekam adanya petir saat dentuman terjadi. Kemarin juga nggak ada petir kan? Kalau pun suara letusan gunung ya nggak sampai Batu, Malang hingga Surabaya," ungkapnya.

Warganet pun sebelumnya berspekulasi jika dentuman tersebut akibat adanya peledakan untuk membuat Jalur Lintas Selatan (JLS). Namun, alasan tersebut sekali lagi dibantah oleh Adi. 

"Nggak, kalau untuk JLS pastinya menggunakan peledak, dan apabila memakai bahan peledak otomatis akan masuk ke dalam tanah kemudian tercatat ke seismik. Tapi ini engga kan? Saya menduga ini terjadi di permukaan tanah, tapi kami masih mendalami sumber dentuman tersebut," tandasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait