URtainment

Angkat Tema Sustainable Fashion, Batik Fashion Fair 2019 Terapkan Konsep Batik ‘Zero Waste’

Nivita Saldyni, Sabtu, 30 November 2019 11.20 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Angkat Tema Sustainable Fashion, Batik Fashion Fair 2019 Terapkan Konsep Batik ‘Zero Waste’
Image: Dokumentasi Penyelenggara

Surabaya - Urbanreaders, para pecinta batik di mana pun berada ada kabar bahagia nih. Pasalnya, pameran batik terbesar akhir tahun, Batik Fashion Fair 2019 masih berlangsung hingga Minggu, 1 Desember mendatang di Exhibition Hall Grand City, Surabaya.

Di sana kamu bisa bertemu langsung dengan kurang lebih 200 peserta yang berasal dari kalangan pengusaha industri dan pengrajin batik, bordir, tenun, songket, sulaman, busana tradisional, dan beragam produk fashion serta aksesoris pilihan kekinian.

Jadi kamu akan menemukan ratusan kreasi batik yang kece dan beragam. Pastinya setiap produk punya desain dan motif pilihan batik yang unik dengan corak tradisional, etnik, hingga modern khasnya masing-masing.

Sekali mengunjunginya, kamu nggak akan bosen deh. Seperti Arumi Bachsin, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Timur (Dekranasda Jatim) nih yang kembali berkunjung ke pameran ini pada Jumat (29/11/2019) lalu, setelah sebelumnya membukanya pada 27 November.

Baca Juga: Batik Fashion Fair 2019 Kembali Lagi di Surabaya

Selain mengunjungi berbagai stand pameran di sana, Arumi juga sempat ngobrol dengan rekan-rekan media terkait perkembangan batik di Jawa Timur nih guys.

Menurut istri Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak ini, perkembangan batik di Jatim sangat baik dan mendapat respon bagus dari masyarakat. Apalagi dengan tema “Sustainable Fashion” yang diangkat kali ini, ia beranggapan bahwa makin banyak variasi batik yang berkembang dan lebih modern.

"Pemerintah dan beberapa organisasi atau asosiasi berusaha melestarikan budaya batik yang perkembangannya sungguh luar biasa," katanya, Jumat (29/11/2019) lalu.

text

Menurutnya, sustainable fashion ini bermakna mengedepankan batik yang berbahan limbah tekstil, bisa mengklasifikasikan tidak mengandung bahan kimiawi, juga tidak berbahaya bagi lingkungan dan manusia.

"Tidak hanya mengandalkan cantik saja melainkan pertanggung jawab batik yang dipakai. Kami (Dekranasda Jatim) selalu memberikan sosialisasi kepada para pengrajin dan UMKM, khusunya di bidang batik, untuk menerapkan konsep ‘Zero Waste’. Ini upaya kami memperbaiki dan mengolah limbah,” imbuh Arumi.

Baca Juga: Mewahnya Kreasi Batik dan Tenun Jatim Karya Ivan Gunawan di East Java Fashion Harmony 2019

Dengan begitu, menurutnya olahan limbah dengan pewarna alami mampu memperbaiki hasil karya batik. Kalau pewarna buatan hasilnya bisa kuning, hijau, bahkan coklat dan berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.

"Harapannya, gerakan zero waste akan terus digaungkannya tidak hanya lewat pameran yang terselenggara, tetapi langsung ke sektor industri kain batik yang sudah ada. Gerakan zero waste ini masih menjadi tantangan tersendiri bagi kami, oleh karenanya para pengarajin batik yang sudah memiliki usaha kami tetap memperbaiki dalam pembuangan limbahnya," kata Arumi.

Nah, untuk Urbanreaders yang tertarik berkunjung dan berbelanja di sini, yuk buruan karena kesempatanmu cuma sampai 1 Desember aja lho. Pameran ini dibuka pukul 10.00 - 21.00 WIB dan gratis dibuka untuk umum.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait