URnews

Apa Faktor Penyebab Seseorang Batalkan Pernikahan?

Kintan Lestari, Jumat, 5 Februari 2021 21.20 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Apa Faktor Penyebab Seseorang Batalkan Pernikahan?
Image: Ilustrasi pernikahan batal. (Freepik/prostooleh)

Jakarta - Ayu Ting Ting dan sang kekasih, Adit Jayusman, dikabarkan batal menikah. Padahal keduanya berencana menikah tanggal 20 Februari mendatang.

Pihak wedding organizer pun ikut menyayangkan kejadian itu lantaran disebutkan persiapan pernikahan Ayu dan Adit sudah mencapai 90 persen.

Ayu sendiri kepada wartawan mengaku itu keputusan yang dibuatnya karena alasan pribadi. Dia tidak ingin mengutarakan alasannya.

Sebelumnya, Ayu juga pernah membatalkan resepsi pernikahan dengan pria yang kini menjadi mantan suaminya, Enji. Namun saat itu, pernikahan mereka telah tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA).

Kasus semacam ini bukan hanya dialami Ayu Ting Ting saja. Banyak orang yang juga pernah mengalami pengalaman serupa.

Urbanasia pun bertanya pada seorang psikolog faktor apa yang menyebabkan seseorang bisa sampai batal menikah padahal sebelumnya sudah mempersiapkan urusan untuk pernikahannya.

Menurut psikolog klinis Lucy Savitri, itu masih berkaitan dengan pengalaman individu tersebut di masa lalu pada pernikahan pertamanya.

"Dia punya pengalaman traumatis dengan pernikahan yang sebelumnya. Biasanya memang kalau orang yang sudah punya pengalaman traumatis kayak gitu memang dia biasanya akan lebih berhati-hati terhadap siapa pun yang akan jadi pasangannya. Itu nomor satu," ujar Lucy saat dihubungi Urbanasia.

"Kemudian yang kedua adalah dia sudah biasa hidup mandiri dan punya segalanya. Jadi faktor-faktor itu membuat untuk menikah lagi orang itu perlu hati-hati dan cukup harus bisa diyakinkan sama pasangannya. Karena itu nggak gampang buat dia untuk lepas aja dari masa lalunya," lanjutnya.

Trauma kegagalan di masa lalu dipaparkan Lucy membuat individu tersebut jadi lebih tertutup dan berhati-hati.

"Kalau ada kasus pernah gagal biasanya dia memang akan sensitif terhadap itu. Dia udah deket-deket nih mau nikah, nah di dalam prosesnya kalau ada sedikit aja perilaku-perilaku dari pasangannya yang kayaknya seolah-olah atau dia persepsikan sebagai suatu penolakan maka dia akan cepat mengambil tindakan untuk dia pergi," jelas Lucy.

Meski demikian Lucy menyatakan mungkin pemikiran tadi bisa berubah seiring waktu dengan bertambahnya usia orang tersebut. 

Untuk mereka yang ingin menikah, Lucy mengingatkan agar mereka mengenal lebih dulu secara mendalam pasangannya supaya siap dengan konsekuensinya nanti. 

"Yang jelas harus bisa mengenal pasangannya lebih jauh aja dan siap dengan segala konsekuensinya. Karena sering kali kita terpengaruh lingkungan kayak "kan umur gue udah 26", "temen-temen udah nikah semua", dan "gue udah lama pacarannya". Seringkali faktor-faktor itu jadi menyebabkan orangnya kayak diuber-uber. Walaupun di satu sisi sebenarnya dia tahu nih dia nggak ngerasa yakin 100% sama pasangannya. Tapi karena temen-temen udah nikah, ditanyain nikah mulu yaudah deh nikah aja. Ketika itu dilakukan maka akan ada konsekuensinya," tutup Lucy.  

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait