Ariel 'NOAH' Buka-Bukaan soal Masa Kecil, Seperti Apa?
Jakarta - Ariel 'NOAH' blak-blakan mengaku bahwa semasa kecil dirinya adalah anak yang cukup nakal. Pengakuan tersebut disampaikan Ariel di podcast milik Sule, Senin (22/2/2021).
Pemilik nama asli Nazril Irham ini mengungkap, sikap bandelnya itu sampai dituliskan dalam buku rapor Taman Kanak-kanaknya (TK).
"Di TK, masih ada raportnya sampai sekarang, masih saya simpan. Jadi di situ (dalam rapor) ada tulisan buat orangtua, 'Anak ibu suka menyiksa anak lainnya'," kata Ariel sambil tertawa, dikutip, Selasa (23/2/2021).
Sebelum pindah ke Bandung, Ariel mengaku menghabiskan banyak masa kecilnya di Aceh dan memiliki satu orang teman.
Pria kelahiran Pangkalan Brandan, 16 September 1981 ini bercerita, saat kecil dia hobi menonton film kartun dan kerap diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
"Waktu di Aceh punya teman satu, memang spesialis buat berantem,'nanti sore kita ketemu di lapangan berantem ya'. Memang kebanyakan nonton jadi akhirnya suka berantem. Berantemnya beneran, tapi kita menganggapnya olahraga aja," paparnya.
Namun, saat pindah ke Bandung di usia tujuh tahun, Ariel tak mendapat teman yang sama untuk sekedar berkelahi. Melainkan, Ariel mengaku pernah dikeroyok.
"Tapi pas pindah ke Bandung agak beda. Berantem tapi beda. Jadi gini waktu pas pindah ke Bandung kirain masih sama scene-nya 'mana ya yang enak diajak berantem'. Pas di sana (Aceh) kan satu lawan satu, pas di Bandung kirain sendiri, ternyata pada datang berlima, tahunya digulung (dikeroyok). Sejak itu udah males," kenang Ariel.
Tak hanya berkelahi, Ariel juga sempat bolos sekolah hingga berbohong saat makan di warung. Ariel sering melakukan darmaji, yaitu dahar lima ngaku hiji (makan lima mengaku satu).
"Diajarin teman nanti kalau ke sana bisa untung, jadi bayarnya segini ngambilnya tiga langsung. Tapi kalau dulu mikirnya bukan kriminal. Sebenarnya bukan mau untung, hanya untuk menunjukkan skill aja," katanya.
Meski itu dilakukan saat masih kecil, mantan kekasih Luna Maya itu mengaku bersalah setelah melakukan hal tersebut.
"Saat melakukan itu bukan mau untung secara uang, cuma skill-nya bisa nggak secepat itu. Tapi setelah dipikirkan merugikan, ya rasa bersalah pasti ada," imbuhnya.