URstyle

Asal Mula Kota Natal di Kabupaten Mandailing Natal

Anita F. Nasution, Rabu, 25 Desember 2019 15.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Asal Mula Kota Natal di Kabupaten Mandailing Natal
Image: Pantai sikara-kara, Pulau Unggeh di Kecamatan Natal. (Madina.go.id)

Medan - Urbanreaders, kalian tau gak kalau di Sumatera Utara ada sebuah wilayah bernama Mandailing Natal.

Salah satu Kabupaten di Sumatera Utara ini juga memiliki sebuah kota yang penting yaitu Kota Natal yang sejak dulunya sudah menjadi jalur strategis perdagangan penting menuju ke pesisir Sumatera bagian Barat, guys.

Nah, mengenai penamaan Kota Natal ini ternyata memiliki cerita tersendiri nih, urbanreaders.

Berdasarkan beberapa versi, asal mula kata Natal ini berasal dari bahasa sehari-hari masyarakat di daerah Mandailing Natal yang dulunya belum memiliki nama tersebut.

Baca juga: Indahnya Toleransi, Tabuhan Rebana Iringi Misa Natal di Semarang

Wilayah tersebut kerap dijadikan persinggahan oleh warga yang bepergian mengendarai kuda.

Indahnya pemandangan yang mereka lihat dari daerah tersebut ternyata membuat warga takjub, mulai dari tanah yang landai, luas dan hampir bertemu dengan lautan ini membuat warga yang melihat kerap mengeluarkan kalimat " Ahha do Nataridai" artinya Apa yang kita itu?

Nah, berjalannya waktu banyak warga yang kerap menyebutkan daerah tanpa nama tersebut dengan sebutan Natarida yang lama kelamaan disingkat menjadi Natar dan mendapatkan pergeseran penyebutan menjadi Natal.

Bahkan, lewat Bataks Institut salah satu tokoh bernama M. Joustra juga menuliskan Kota Natar dengan sebutan Natar dalam tulisannya "De toesganden in Tapanoeli en de Regeeringscommissie" tahun 1917.

Baca juga: Wow, Kota Medan Raih Penghargaan Sebagai Kota Wisata Kuliner dan Belanja

Nah, versi lainnya juga menceritakan penemuan Kota Natal ini berhubungan dengan kisah Pangeran Indra Sutan anak bungsu dari kerajaan Pagaruyung yang melakukan perjalanan untuk membangun kerjaan baru urbanreaders.

Ditemani sahabatnya Datuk Imam seorang raja dari kerjaan Ujung Gading, mereka akhirnya menemukan wilayah yang landai dan luas untuk dijadikan sebagai kerajaan baru.

Wilayah ini pun akhirnya diberi nama Ranah Nan Data yang artinya tanah yang datar yang merupakan ungkapan bahasa Minangkabau.

Namun, seiring masuknya penduduk yang menyingkat nama daerah tersebut menjadi "Nata" dan pertumbuhuan perdagangan, bahkan pengaruh lidah asing karena penjajahan membuay penyebutan Nata berubah menjadi Natal.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait