URamadan

Aturan Mudik Cek! Demi Silaturahmi Tetap Lancar

Ika Virginaputri, Minggu, 24 April 2022 16.01 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Aturan Mudik Cek! Demi Silaturahmi Tetap Lancar
Image: Ilustrasi mudik dengan bus dan tetap mematuhi protokol kesehatan. (freepik/odua)

Idulfitri tahun ini jadi momen spesial buat masyarakat Indonesia. Setelah 2 tahun berhari raya tanpa mudik, minim berkumpul untuk bersilaturahmi dengan kerabat, apalagi liburan ke tempat wisata. Seiring membaiknya situasi pandemi di Tanah Air, pembatasan mobilitas mulai dikurangi, aturan pun secara bertahap dilonggarkan. Pelan-pelan kita bisa beraktivitas dengan kenormalan baru. Alasan itulah yang mendasari pemerintah membolehkan mudik lebaran 2022 ini. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati, kepada Urbanasia.

"Dari angka-angka penularan, angka kematian, kemudian tingkat vaksinasi, kita makin melihat sepertinya vaksinasi dan protokol kesehatan ini jadi satu pelindung yang cukup signifikan buat masyarakat, sehingga angka penularan bisa kita kendalikan meskipun mobilitas masyarakat sudah naik cukup tinggi,” ungkap Adita.

Di sisi lain, Adita tetap menekankan adanya risiko penularan, mengingat pandemi belumlah berakhir. Untuk itu, pemerintah melakukan upaya mitigasi dengan menerapkan sejumlah aturan dan persyaratan bagi pemudik.

Bicara tentang syarat mudik, pada tanggal 2 April Satgas COVID merilis Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2022 nih, Guys. SE itu menyatakan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) alias pemudik at least sudah mendapat vaksin 2 kali dan vaksin booster. Buat yang belum booster, wajib menunjukkan hasil negatif antigen yang sampel diambil maksimal 1x24 jam atau PCR yang sampel diambil maksimal 3x24 jam. Selain itu, pemudik juga wajib menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta memakai masker kain 3 lapis atau masker medis yang menutup hidung, mulut, dan dagu. Ada juga larangan makan-minum untuk perjalanan yang kurang dari 2 jam.

Patuh Prokes

Sederet aturan tersebut mendapat respons positif dari Alvinsyah, pengamat transportasi Indonesian Urban Transport Institute (IUTRI). Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia tersebut menilai aturan mudik yang ditetapkan pemerintah sudah tepat untuk mengantisipasi penularan COVID-19 selama periode mudik. Apalagi berkaca dari pengalaman melonjaknya varian Delta usai libur lebaran 2021.

Menurut Alvinsyah, PR pemerintah adalah fokus pada upaya penyadaran masyarakat untuk patuh terhadap prokes yang selama ini telah disosialisasikan.

"Tidak ada obat untuk membunuh virus, hanya antibodi yang bisa membunuh virus," ungkap Alvinsyah kepada Urbanasia. "Konsekuensi logis penyebaran dan penularan virus tidak bisa dihindari. Upaya yang bisa dilakukan adalah meminimalkan tingkat penularan dan tingkat fatalitas bagi yang terpapar virus. Sejauh ini dalam kaitannya dengan COVID-19, prokes dan persyaratan yang diberlakukan sudah tepat," sambungnya lagi.

Alvinsyah juga mengapresiasi program mudik gratis yang diadakan oleh berbagai lembaga/institusi negara. Dengan syarat, aturan, dan prokes ketat yang harus dipatuhi peserta mudik gratis, Alvinsyah menilai hal ini bisa meminimalisir penularan COVID-19.

"Ya program seperti ini bisa membantu meminimalkan tingkat penularan, karena bisa dikendalikan oleh para penyelenggara," kata Alvinsyah. "Sejauh memang penyelenggaranya taat dan konsisten dalam penerapan prokes dan persyaratan yang dibuat untuk para pemudik. Makin banyak program seperti ini maka makin tinggi potensi untuk mencegah penularan virus," Alvinsyah menuturkan.

Meski pandemi sudah berangsur membaik, penerapan aturan dan syarat mudik di lapangan tetap butuh pengawasan. Sebelum pandemi, Urbanreaders pasti pernah melihat sibuknya simpul-simpul transportasi seperti terminal bis, stasiun kereta dan bandara saat periode mudik berlangsung.

Kondisi itu pun bakal terjadi lagi, apalagi menurut survey Kemenhub, bakal ada sekitar 85,5 juta pemudik tahun ini. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, angka tersebut naik 40% dari jumlah pemudik di tahun 2019.

Mengingat tingginya jumlah pemudik, Alvinsyah mengingatkan pemerintah agar terus berkoordinasi dengan berbagai pihak demi memastikan jutaan pemudik itu menaati aturan. Terkait hal tersebut, Adita mengemukakan bahwa Kemenhub bekerja sama dengan pihak Kementerian Kesehatan, kepolisian dan Satgas COVID-19 daerah dengan mendirikan pos-pos pelayanan bagi pemudik yang butuh vaksin booster atau tes antigen.

"Kita siapkan beberapa titik-titik pelayanan untuk menyiapkan kalau ada yang membutuhkan vaksinasi atau tes COVID ya, khususnya antigen," ucap Adita. "Jadi, di situ nanti ada penyediaan vaksin maupun tes, tapi jumlahnya tentu terbatas. Jadi juga kita minta ke masyarakat supaya kalau mau mudik vaksinnya jangan dadakan yang ada di jalur-jalur mudik," pesan Adita.

Keamanan dan Keselamatan

Nggak hanya seputar prokes dan syarat mudik, tentu kita juga perlu menyoroti kondisi transportasi dan arus lalu lintas. Sumber daya di lapangan akan sangat menentukan kelancaran aktivitas mudik. Namun, masyarakat mesti menyadari keterbatasan pemerintah dalam urusan sumber daya ini. Jumlah petugas di lapangan tentu nggak akan sebanding dengan banyaknya pemudik.

Untuk itu, Adita juga menekankan pentingnya menyiapkan rencana perjalanan. Naik transportasi umum atau kendaraan pribadi, persiapan ini wajib hukumnya. Selain aspek keamanan dengan menghindari penularan COVID-19 di masa pandemi, mudik juga nggak lepas dari urusan keselamatan di jalan.

"Bagi masyarakat kalau menggunakan transportasi umum, kalau memang ingin lancar, nyaman, dari awal sudah mempersiapkan diri," Adita menyarankan. "Kalau menggunakan kendaraan pribadi, pastikan dari sekarang kendaraannya sudah siap untuk dikendarai jarak jauh. Dan kalau kendaraan pribadinya roda dua, kita imbau jangan menggunakan itu untuk mudik, karena aspek keselamatan menjadi sangat berisiko," tambah lulusan Universitas Gadjah Mada ini.

Lebih lanjut, Adita juga minta masyarakat mempertimbangkan untuk mengikuti program mudik gratis yang disiapkan oleh pemerintah.

Selain pemeriksaan dan pengawasan, pemerintah melalui Kemenhub juga memastikan kelayakan armada dan kesiapan para petugas di lapangan. Misalnya para operator seperti pilot pesawat, sopir bus, masinis kereta api, nahkoda kapal beserta awak transportasi lain.

Khusus mengenai pengaturan arus lalu lintas semasa mudik, sejumlah kebijakan telah ditetapkan. Tahu sendiri kan, penumpukan kendaraan bakal terjadi. Untuk itu, kepolisian sudah mengumumkan dua skema rekayasa lalu lintas yaitu one-way dan ganjil genap, yang akan diberlakukan untuk menjaga kelancaran arus mudik lebaran 2022.

Terkait kebijakan tersebut, Alvinsyah menilai perlunya mempersiapkan strategi manajemen lalu lintas lain mengingat jalan yang tersedia hanya dirancang untuk volume lalu lintas tertentu. Hampir sama dengan mekanisme ganjil-genap, Alvin menyarankan sistem nomor plat mobil bergantian bisa digunakan sebagai alternatif.

"Strategi one-way hanya merupakan salah satu dari berbagai strategi manajemen lalu lintas," kata Alvinsyah. "Oleh karenanya berbagai strategi manejemen lalu lintas lainnya perlu dipersiapkan. Alternatif lain bisa dengan menerapkan sistem nomor plat mobil, misalkan sebagai contoh di hari tertentu yang boleh masuk ke ruas tol hanya kendaraan dengan plat nomor angka terakhir 0, 1 dan 2. Hari berikutnya untuk angka 3, 4 dan 5 dan seterusnya. Namun strategi ini perlu pengendalian yang baik dan perlu diinformasikan sejak dini, agar tidak mengakibatkan potensi kemacetan karena pemudik tidak terinformasi dengan baik," tegas Alvinsyah.

Untuk jalur yang bukan ruas jalan tol pun Alvinsyah mengingatkan agar petugas bisa mengidentifikasi titik-titik rawan macet. Manajemen lalu lintas yang diterapkan juga harus bersifat dinamis dan fleksibel. Artinya, bisa disesuaikan dengan situasi di lapangan. Secara mandiri, masyarakat juga disarankan untuk memanfaat teknologi informasi guna mengantisipasi kemacetan.

"Masyarakat sendiri perlu merencanakan perjalanan mudiknya secara baik dan cermat, berdasarkan informasi rencana kebijakan pemerintah di jalur-jalur mudik. Menurut saya, dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, bila dimanfaatkan secara maksimal akan membantu mengurangi potensi masalah kemacetan pada saat mudik lebaran," pungkasnya.

  Nah buat Urbanreaders yang mau mudik, demi kenyamanan, keamanan dan keselamatan bersama, sebaiknya siapkan rencana perjalanan mudikmu dengan matang, ya?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait