URtech

Awas, Aplikasi Azan dan Al Quran Ini Mengadung Malware Pencuri Data

Shinta Galih, Minggu, 10 April 2022 12.19 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Awas, Aplikasi Azan dan Al Quran Ini Mengadung Malware Pencuri Data
Image: Ilustrasi malware pada smartphone. (Pinterest/Consumerist)

Jakarta - Aplikasi Azan dan Al Quran diperlukan saat Ramadan. Tapi jangan asal install, sebab deretan aplikasi berikut mengandung malware yang mencuri data.

Peneliti keamanan Joel Reardon dan Serge Egelman baru saja menemukan 11 aplikasi yang terinfeksi malware di Google Play Store. Empat di antaranya adalah aplikasi untuk umat muslim untuk penunjang ibadah.

Mirisnya, aplikasi tersebut tergolong populer karena telah diinstal lebih dari 60 juta ponsel Android di seluruh dunia. Padahal malware yang ada di dalamnya mencuri data, seperti email, nomor telepon, kata sandi, hingga riwayat lokasi GPS.

Kesebelas aplikasi tersebut meliputi:

- Al Quran MP3 - 50 Reciters & Translation Audio
- Full Quran MP3 - 50+ Languages & Translation Audio
- Al-Moazin Lite (Prayer Times)
- Qibla Compass - Ramadan 2022
- Wi-Fi Mouse (remote control PC)
- QR & Barcode Scanner (developed by AppSource Hub)
- Simple weather & clock widget (developed by Difer)
- Handcent Next SMS-Text with MMS
Smart Kit 360
- Audiosdroid Audio Studio DAW
- Speed Camera Radar

Google sendiri telah menghapus 11 aplikasi di atas pada akhir Maret lalu. Tapi banyak pengguna yang masih menginstal, sebab itu para peneliti menganjurkan untuk segera menghapus aplikasi berbahaya tadi bila sudah ada di ponsel pengguna.

Para peneliti turut menyebutkan kalau otak di balik infeksi malware ini dari Measurement Systems S. de RL, sebuah perusahaan asal Panama. Mereka disebut membayar developer untuk memasukkan kodenya ke dalam aplikasi tersebut.

Perusahaan tersebut diduga punya hubungan dengan kontraktor pertahanan di Virginia. Mereka adalah pihak yang terlibat dalam pekerjaan intelijen untuk badan keamanan nasional Amerika Serikat.

Namun saat dikonfirmasi, perusahaan tersebut membantah. Mereka mengatakan tidak terlibat dalam pengumpulan data rahasia. Mereka pun menyangkal punya hubungan dengan kontraktor pertahanan Amerika Serikat.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait