URtrending

Awas! Kanker Serviks dan Payudara Intai Perempuan Perkotaan di Jawa Timur

Nunung Nasikhah, Kamis, 6 Februari 2020 11.46 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Awas! Kanker Serviks dan Payudara Intai Perempuan Perkotaan di Jawa Timur
Image: www.findapharmacy.com.au

Surabaya – Bahaya kanker serviks atau kanker leher Rahim serta kanker payudara mengintai warga Jawa Timur. Pasalnya, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, pada 2019, angka penderita kanker serviks mencapai 13.078 kasus dan kanker payudara mencapai 12.186 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr. Herlin Ferliana mengatakan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, prevalensi kanker di Jawa Timur adalah 2,2 per 1.000 penduduk.

"Meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang prevalensinya sebesar 1,6 per 1.000 penduduk," ungkap Herlin, Rabu (5/2/2020), dikutip dari Kominfo Jatim.

Baca Juga: Duh! Kanker Payudara Jadi Penyakit Tertinggi di Sumut Sepanjang 2019

Selain itu, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 prevalensi kanker di Jawa Timur, lebih banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Perempuan sebanyak 3,5 per 1.000 penduduk, sedangkan laki-laki 0,8 per 1.000 penduduk.

Tak hanya itu. Masyarakat perkotaan juga lebih rentan dengan kanker ini. Terbukti, menurut riset, prevalensi kanker pada penduduk perkotaan sebanyak 2,6 per 1.000 penduduk, lebih tinggi jika dibandingkan dengan penduduk pedesaan sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.

Bertolak dari data ini, berbagai fasilitas kesehatan untuk memberikan pelayanan dilakukan untuk menanggulangi banyaknya kasus kanker di Jawa Timur.

"Seperti PKK, Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Kanker Anak Indonesia, dan lain lain," tandas Herlin.   Selain itu, promosi perilaku CERDIK yakni Cek kesehatan, Enyahkan Asap Rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress juga terus digencarkan. Menurut Herlin, 30-50 persen kanker dapat dicegah dengan perilaku CERDIK ini.

Untuk langkah preventif, dilakukan imunisasi hepatitis B, imunisasi Human Papiloma Virus, pengobatan hepatitis C, deteksi dini kanker servik dengan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan Pap Smear hingga Sadanis (Pemeriksaan Payudara secara Klinis).

"Pengobatan, dengan menyediakan rujukan untuk Cryo bila hasil IVA positif. Pengobatan yang didukung oleh BPJS dengan menyiapkan rumah sakit rujukan yang mampu memberikan pengobatan kanker secara paripurna, serta rehabilitasi," jelasnya.

Dinas kesehatan juga menggandeng masyarakat dengan melibatkan organisasi masyarakat dan yayasan yang peduli pada kanker seperti Muslimat, Aisyiyah, YKI, maupun YKAKI. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan deteksi dini secara mandiri.

Baca Juga: DeepMind Buatan Google Ternyata Bisa Kenali Kanker Payudara

"Misalnya melalui SADARI, Pemeriksaan Payudara Sendiri," imbuhnya.

Herlin juga berpesan kepada masyarakat agar selalu membiasakan hidup sehat dengan menghindari bahan-bahan yang bersifat teratogeni (penyebab kanker), misalnya asap rokok, plastik pada makanan, hingga bahan tambahan pangan yang berbahaya.

Selain itu, ia juga mengimbau agar segera menemui dokter jika ada benjolan yang biasanya tidak ada, atau bagi mereka yang mengalami keputihan berlebihan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait