URtainment

Awas! Serangan Jantung Mendadak Sering Terjadi pada Generasi Milenial Saat Berolahraga

Urbanasia, Kamis, 21 Maret 2019 20.01 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Awas! Serangan Jantung Mendadak Sering Terjadi pada Generasi Milenial Saat Berolahraga
Image: Ilustrasi serangan jantung (Image: nst)

Urban Asia - Tahukan kamu bahwa generasi muda ini berpotensi mengalami serangan jantung mendadak saat sedang melakukan olahraga khususnya saat berlari.Beberapa kasus yang terjadi seperti di India, Varun Kumar yang berusia 22 tahun meninggal saat berolahraga di gym tempat kerjanya di Madhapur. Varun dibawa ke rumah sakit setelah dia pingsan kemudian dinyatakan meninggal dunia.Seorang siswa dari SMK Rancha-Rancha Malaysia juga meninggal saat berlaga dalam kompetisi sprint bulan lalu. Norsahfiza Jaratin, 16 tahun, berlari dalam lomba 200 meter dan ia pingsan sekitar 20 meter dari garis finish. Tahun lalu, Matt Campbell, 29 tahun, jatuh dalam lari marathon di London kemudian dinyatakan meninggal.Baca juga: Mitos or Fakta, Menikah Dapat Membantu Cegah Penyakit Jantung Hingga StrokeKejadian-kejadian tersebut merupakan kasus kematian mendadak di antara orang-orang yang ikut serta dalam event olahraga atau terlibat dalam aktivitas fisik yang berat. Hal semacam itu didefinisikan sebagai kematian jantung mendadak yang disebabkan oleh hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba.Ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh, maka akan menyebabkan serangan jantung yang biasanya terjadi dalam satu jam setelah timbulnya gejala.Konsultan ahli jantung Sunway Medical Center, Dr Lim Bee Chian mengatakan kematian karena serangan jantung mendadak di antara orang-orang yang berusia kurang dari 30 tahun setelah melakukan aktivitas fisik berkaitan erat dengan kondisi jantung bawaan yakni Hypertrophic Cardiomiopati (HCM). Karena kondisi ini tidak menunjukkan gejala, mereka sering tidak terdiagnosis dan tidak terdeteksi.Baca juga: Nwankwo Kanu, Jantung dan Anak-anak di AfrikaKondisi jantung bawaan ini akan membuat penderita mendapat serangan jantung karena tekanan fisik dan emosional ketika mereka berolahraga atau berkompetisi dalam acara olahraga. Sayangnya, karena kondisi ini tidak menunjukkan gejala, sulit untuk mendiagnosis atau mendeteksi mereka lebih dini, ungkap dr. Lim seperti yang dilansir dari laman New Strait Times Malaysia.Kondisi semacam ini bisa disamakan dengan pressure cooker yang akan meledak ketika melebihi kapasitas. Penderita HCM ini akan baik dan sehat ketika mereka tidak melebihi kemampuan mereka. Tetapi ketika mereka melakukan olahraga ekstrim, jantung akan tertekan dan ini akan mengakibatkan serangan jantung mendadak hingga menyebabkan kematian."Dr Lim mengatakan pelari maraton sering terjatuh di dekat garis akhir karena penumpukan asam laktat dalam darah selama pelarian yang akhirnya memicu irama jantung menjadi tidak normal. Selain itu, mereka juga menderita kelelahan, stres emosional, dehidrasi dan stroke.Baca juga: Push-up Sebanyak 40 kali, Dapat Turunkan Penyakit Kardiovaskuler Sekitar 96 Persen Lho!Seringkali, keluarga dan teman-teman terkejut karena orang-orang ini sebelumnya terlihat sehat. Dan beberapa dari mereka telah terbiasa berolahraga sebelumnya atau terbiasa mengikuti marathon.Tanda-tanda peringatan serangan jantung mendadak ini termasuk rasa tidak nyaman pada dada, rasa sakit di rahang, bahu, perut atau bagian tubuh mana saja, sesak napas, pusing, jantung berdebar dan berkeringat deras. Tanda lain adalah ketika detak jantung membutuhkan waktu lama untuk kembali normal setelah aktivitas fisik.Jangan pernah mengabaikan tanda peringatan ini. Dengarkan tanda yang muncul dari tubuhmu untuk menyelamatkan hidupmu. Ketika kamu merasakan sedikit sakit atau ketidaknyamanan atau berkeringat tanpa alasan, itu mungkin merupakan tanda kerja jantung berhenti. Segera cari bantuan medis, tegas dr. Lim.Baca juga: Push-up Sebanyak 40 kali, Dapat Turunkan Penyakit Kardiovaskuler Sekitar 96 Persen Lho!Olahraga teratur untuk penderita penyakit jantung semacam ini memang dianjurkan karena dapat memperkuat sistem kardiovaskular. Aktivitas fisik juga membantu mendapatkan kembali kekuatan otot jantung, dan meningkatkan sirkulasi dan oksigen ke seluruh tubuh, serta menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol.Mereka harus mulai perlahan dengan menjalani olahraga aerobik seperti berjalan, berenang, jogging lambat, atau bersepeda setidaknya tiga hingga empat kali seminggu.Begitu mereka memiliki rutinitas olahraga yang konsisten, mereka dapat berkembang ke aktivitas yang lebih sulit seperti angkat berat, push up, dan sit up. Tetapi hanya boleh dilakukan setelah persetujuan dari dokter mereka. Penulis: Nunung Nasikhah, Kontributor Malang

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait