Band Metal Asal Garut Ini Bakal Tampil di Wacken Open Air Jerman 2022

Jakarta - Melihat band metal yang beranggotakan lelaki pastinya bukan hal yang asing untuk ditemui. Namun, bagaimana dengan band metal yang anggotanya merupakan para hijabers?
Kamu dapat mengenal band metal hijabers Indonesia, yaitu Voice of Baceprot. Voice of Baceprot atau yang biasa disingkat VOB sudah dikenal dan ramai menjadi perbincangan sejak viral di media sosial pada awal 2017 lalu. Mereka dianggap unik karena berhijab, tetapi tergabung dalam band beraliran musik metal.
VOB kini membawa kabar yang membahagiakan. Mereka akan tampil di festival musik Wacken Open Air 2022 pada 4-6 Agustus tahun depan. Band metal yang beranggotakan tiga perempuan berhijab asal Garut ini nantinya akan bersanding dengan Slipknot, N Judas Priest, serta Limp Bizkit dalam deretan penampil.
“Selamat datang di Wacken Open Air 2022 @voiceofbaceprot” demikian keterangan di akun Instagram resmi Wacken Open Air.
Kabar gembira ini juga diumumkan oleh Voice of Baceprot melalui unggahannya di Instagram Story.
“Kami tidak sabar menanti” tulis keterangan pada unggahan tersebut.
Band yang beranggotakan Firda Kurnia (vokal/gitar), Euis Siti Aisah (drum) dan Widi Rahmawati (bas) sempat mengungkapkan bahwa tampil di festival Wacken Open Air merupakan salah satu dari mimpi mereka.
Wacken Open Air merupakan salah satu festival musik hard rock dan heavy metal terbesar di dunia yang diselenggarakan di Jerman setiap akhir pekan pertama Agustus sejak 1990. Selain Voice of Baceprot, band metal Indonesia yaitu Burgerkill sempat didapuk sebagai salah satu penampil Wacken Open Air 2020. Sayangnya, acara tersebut batal karena kondisi pandemi COVID-19.
VOB ternyata disatukan dari sekolah yang sama. Belajar agama sejak SD, lalu membentuk Voice of Baceprot saat sama-sama sekolah di Madrasah Tsanawiyah Al-Baqiyatussolihat. Saat mulai dikenal, masing-masing anggota mengaku sempat takut bermusik karena banyak menerima hujatan dan komentar sadis, salah satunya karena penampilan mereka yang berhijab tetapi memainkan musik metal.
Namun, akibat bimbingan dari Cep Ersa Ekasusila Satia atau akrab disapa Abah, perasaan takut tersebut perlahan menghilang. Abah selalu menenangkan dengan meyakinkan mereka bahwa tidak ada yang salah dengan Muslim yang memainkan musik metal.
“Muslim itu tidak marah [seperti warganet], kami sebagai Muslim bisa berkarya dengan merdeka. Muslim identitas kita dan bukan halangan berkarya,” kata Firda.
Melalui musik, Voice of Baceprot yang mengambil bahasa Sunda ‘baceprot’ yang berarti berisik ingin mengubah pandangan terhadap musik metal yang selalu dianggap negatif. Mereka ingin menyajikan metal yang positif. The other side of metalism merupakan istilah yang mereka bawa hingga sekarang.