URnews

Bangkitkan Kembali Pertempuran 10 November Lewat Aksi Teatrikal di Parade Surabaya Juang

Nivita Saldyni, Sabtu, 9 November 2019 18.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bangkitkan Kembali Pertempuran 10 November Lewat Aksi Teatrikal di Parade Surabaya Juang
Image: Humas Dinas Pendidikan Kota Surabaya

Surabaya - Parade Surabaya Juang 2019 telah sukses digelar Sabtu (9/11) pagi. Sebanyak 3.000 peserta parade memeriahkan acara tahunan menyambut Hari Pahlawan di Kota Pahlawan ini.

Berbagai teatrikal di beberapa titik rute parade berhasil diperankan secara apik oleh para anggota komunitas pecinta sejarah.

Sebelum diberangkatkan, para pecinta sejarah melakukan atraksi Resolusi Jihad dan pembacaan puisi oleh Sosiawan Leak.

Sorak sorai kemerdekaan terus dikumandangkan dalam atraksi ini. Setibanya di depan Gedung Siola, mereka kembali memulai atraksinya.

Kali ini, teatrikal yang dibawakan adalah Pidato Bung Tomo dan Perang Heroik Madun. Layaknya suasana pertempuran, suara gemuruh tembakan turut mewarnai aksi mereka.

Baca Juga: Menyusuri Sejarah Kota Pahlawan dalam Pameran Perjuangan Dwi Tunggal 2019

Sesampainya di depan hotel yang penuh sejarah, Hotel Majapahit, rombongan OPD dan Wali Kota Surabaya beserta jajarannya berhenti sejenak.

Seraya menyanyikan lagu Indonesia Raya, pengibaran sang Saka turut di lakukan di atas Hotel Majapahit, lokasi perobekan bendera oleh Bung Tomo.

Tak lupa, Risma juga membacakan puisi Surabaya karya KH. Mustofa Bisri di atas mobil Anoa yang ditumpanginya.

Peserta parade melanjutkan perjalanan menuju Gedung Negara Grahadi. Sesampainya di Jalan Gubernur Suryo depan Gedung Negara Grahadi, para pecinta sejarah langsung menggelar teatrikal Perang 10 November 1945.

Mereka disambut dengan rekaman pidato Bung Tomo. Terlihat pula replika Radio Bekupon yang dulu menjadi alat propaganda perjuangan melawan tentara Inggris.

Di sini, pertempuran terjadi antara tentara sekutu Inggris dengan pejuang Surabaya. Selain itu dibacakan pula pidato Gubernur Suryo dan Sumpah Merdeka atau Mati.

Perjalanan para peserta berlanjut di Monumen Bambu Runcing. Di sini, kembali digelar teatrikal Perang Surabaya serta pembacaan puisi Kepahlawanan.

Baca Juga: Peringatan Hari Pahlawan di Medan, Masyarakat Diajak Mengheningkan Cipta 1 Menit

Selanjutnya ada juga teatrikal Pengibaran Merah Putih dan pembacaan Proklamasi Polisi Republik Indonesia di depan Monumen Polisi Istimewa.

Di perempatan Jalan Bengawan, terlihat senjata kuno dari LVRI Kota Surabaya kepada Wali Kota dan Forkompimda Surabaya.

Terakhir, acara ini ditutup dengan teatrikal oleh para pecinta sejarah di Taman Bungkul Surabaya. Di sana mereka menggelar teatrikal Perebutan Jembatan Wonokromo.

Selama parade berlangsung rombongan Parade Surabaya Juang ini dipimpin oleh pasukan teaterikal, lalu disusul drum band, dan barisan Forpimda Kota Surabaya. Di belakang barisan diikuti oleh mobil perang tank Anoa yang dinaiki Wali Kota Surabaya.

Acara berlangsung meriah, ribuan warga tampak antusias dan menyaksikan acara tahunan ini di sepanjang rute yang dilewati peserta parade.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait