URtrending

Banjir di Istana Era Soekarno, SBY, hingga Jokowi

Ken Yunita, Selasa, 25 Februari 2020 06.03 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Banjir di Istana Era Soekarno, SBY, hingga Jokowi
Image: Istana banjir. (Antara)

Jakarta - Sepertinya banjir memang sudah akrab sama Jakarta. Sejak sebelum bernama Batavia, banjir sudah sering menyapa.

Tak cuma sekali ini banjir merangsek hingga jantung kota Jakarta. Bahkan Istana tempat presiden berada.

Pada tahun 1621, kota ini mengalami banjir besar. Banjir-banjir kecil hampir selalu terjadi setiap tahun di pinggiran kota.

Dari catatan sejarah, banjir besar di Jakarta terjadi pada tahun 1654, 1872, 1909 dan 1918. Bahkan, saat itu kompleks Istana Merdeka juga kebanjiran.

Baca Juga: Hujan Bikin Jakarta Banjir, Termasuk di Kawasan Istana Presiden

Februari 1918 boleh jadi adalah banjir terparah. Saat itu hampir sebagian besar wilayah terendam air.

Daerah yang terparah adalah Gunung Sahari, Kampung Tambora, Suteng, Kampung Klenteng akibat jebolnya bendungan Kali Grogol.

Semakin kompleksnya banjir yang terjadi, penguasa Belanda kemudian membuat Kanal Banjir Barat pada tahun 1922.

Namun, kanal ini ternyata tidak mampu menjadi solusi dan hingga Belanda hengkang dari Indonesia, pembangunan KBB belum tuntas.

Pada Januari 1932 lagi-lagi banjir besar melumpuhkan Kota Jakarta.

Saat Indonesia telah merdeka, tercatat beberapa banjir besar di Jakarta, seperti pada tahun 1965, 1976, 1984, 1994, 1996, 1997, 1999, 2002, 2007 dan 2008.

Di akhir kekuasannya, Presiden Soekarno membentuk Komando Proyek (Kopro) Banjir Jakarta. Tugasnya memperbaiki kanal dan membangun enam waduk.

Proyek itu dimulai setelah banjir menghantam Jakarta pada 1965. Rencana Induk Jakarta 1965-1985 menyatakan banjir sebagai salah satu masalah utama Ibu Kota.

Hingga saat ini, banjir besar masih melanda Jakarta. Bahkan beberapa kali masuk ke Istana.

Baca Juga: Sejumlah Titik Terendam Banjir, Berikut Daftar Rekayasa KRL

Berikut peristiwa Istana banjir dari masa ke masa seperti dirangkum Urbanasia dari berbagai sumber:

Masa Soekarno

Banjir besar hingga masuk ke kawasan Istana terjadi antara 1960 - 1970. Saat itu, Soekarno memerintahkan untuk membangun waduk di Pluit, Jakarta Utara.

Namun sayang wacana itu ditangguhkan karena biayanya dialihkan untuk membangun Gelora Senayan. Pada 1966 dua waduk Setya Budi dan Waduh Melati selesai dibangun.

Masa Susilo Bambang Yudhoyono

Pada banjir besar Jakarta 2013, tak cuma obyek-obyek vital di Jakarta yang terkena banjir, Istana Presiden pun juga kena banjir. Bahkan banjir di kompleks Istana mencapai 30 centimeter.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu pun langsung memantau banjir di Istana.

SBY tampak menggulung celana karena air telah mencapai sebatas mata kaki. SBY didampingi Menteri Luar Negeri saat itu, Mary Natalegawa dan sejumlah staf.

Presiden pun menginstruksikan KASAD di Istana Merdeka agar jajaran TNI segera bertindak membantu di daerah yang terkena banjir.

Peristiwa banjir mengepung Ibu Kota Jakarta hingga ke Istana Presiden menjadi sorotan sejumlah media asing karena sejumlah agenda Presiden ditunda.

Gubernur saat itu, Joko Widodo telah menyatakan Jakarta dalam keadaan darurat banjir. Sekitar sembilan ribu warga sudah mengungsi.

Masa Joko Widodo

Hujan deras yang mengguyur ibu kota sejak malam kemarin juga membuat kompleks Istana Kepresidenan kebanjiran. Genangan air di kantor orang nomor satu di Indonesia itu mencapai 30 cm.

Gedung-gedung di kompleks Istana Kepresidenan yang tergenang air yaitu Wisma Negara, tempat para tamu negara yang terletak di samping Istana Negara.

Genangan air juga terdapat di taman tengah yang berada di antara Istana Merdeka dan gedung Wisma Negara. Air menggenangi bagian dasar patung-patung bersejarah yang ada di kompleks Istana.

Jokowi sedang tidak di Istana saat banjir menggenangi kawasan kantornya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait