Beautydoozy

Beauty Tech Hadirkan Pengalaman Kecantikan Next Level

Kintan Lestari, Senin, 3 Oktober 2022 12.11 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Beauty Tech Hadirkan Pengalaman Kecantikan Next Level
Image: Makeup virtual try-on dari Maybelline. (Dok. Maybelline)

Jakarta - Seiring berjalannya waktu, semua industri tentu juga makin berkembang, termasuk industri kecantikan. Perkembangan itu tampak semakin jelas semenjak pandemi COVID-19 dengan munculnya pasar kecantikan di Tanah Air sebesar 12% di tahun 2021 dengan total penjualan senilai Rp 43 triliun.

Selain itu Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM) juga mencatat kosmetika sebagai kategori produk yang mendapatkan izin edar terbanyak di Indonesia dalam 5 tahun terakhir, yaitu sebanyak 411.410 produk baru.

“Pasar kecantikan di Indonesia sangatlah dinamis dan akan semakin dinamis melalui peran Gen Z yang akan mendorong transformasi di masa mendatang. Konsumen baru di dunia kecantikan menuntut lebih banyak personalisasi, produk yang lebih sehat dan aman, lebih banyak transparansi, keberlanjutan dan juga sains di era yang semakin digital ini,” ujar Junaid Murtaza, Presiden Direktur L’Oréal Indonesia.

Gen Z tentu lekat dengan teknologi. Maka dari itu, industri kecantikan kini juga mendorong transformasi digital yang besar melalui penggabungan sains dan teknologi untuk memungkinkan lebih banyak personalisasi lewat beauty tech. Salah satu brand yang gencar menghadirkan beauty tech adalah L’Oréal.

“L’Oréal membayangkan masa depan dimana dunia kecantikan semakin inklusif terhadap kebutuhan dan keinginan masyarakat yang beragam; dunia kecantikan yang semakin bertanggung jawab dan transparan; dunia di mana tim kami semakin gesit dan kreatif. Itulah tiga pilar yang kami usung dalam L’Oréal Beauty Tech,” jelas Junaid.

1664773609-Junaid-Murtaza-(President-Director-Loreal-Indonesia).jpgSumber: President Director Loreal Indonesia Junaid Murtaza. (Dok. Loreal)

Ada beberapa inovasi transformasi digital yang diusung L’Oréal, di antaranya Kiehl’s Derma Reader Pro, sebuah perangkat yang memberikan secara langsung analisa mendalam terhadap 4 isu di permukaan kulit, yaitu kerutan & garis halus, tekstur, noda dan pori-pori membesar; serta 4 isu di sub-permukaan kulit, yaitu: kemerahan, noda kecoklatan, kerusakan akibat sinar UV dan pori-pori tersumbat.

Lalu ada juga La Roche-Posay Spot Scan membantu konsumen menganalisa tingkat keparahan jerawat melalui teknologi Artificial Intelligence (AI). Inovasi lainnya adalah Lancôme Shade Finder, perangkat yang juga menggunakan teknologi AI untuk merekomendasikan shade foundation yang paling cocok dengan kebutuhan dan warna kulit konsumen. Ada juga Yves Saint Laurent Rouge Sur Mesure, perangkat portable peracik pewarna bibir pertama di dunia yang dapat menghasilkan sampai dengan 4000 warna lipstik kapan saja dan dimana saja.

Masih banyak daftar beauty tech dari L'Oréal Groupe. Hingga saat ini sudah diluncurkan beberapa beauty tech di antara 35 merek global L'Oréal, dan daftar tersebut kemungkinan akan terus bertambah. 

“Di Indonesia sendiri, kami mencermati konsumen yang sangat adaptif akan teknologi baru. Maybelline Virtual Try On merupakan Beauty Tech pertama yang kami luncurkan di Indonesia di tahun 2019, dan sejak saat itu sebanyak 17 Beauty Tech sudah kami luncurkan di Indonesia dalam berbagai teknologi dan kategori yang bervariasi, menjadikan L'Oréal Indonesia sebagai perusahaan Beauty Tech terdepan di tanah air. Sejak awal tahun ini kami pun telah mencatat hampir 1 juta try-on telah dilakukan oleh konsumen, yang menempatkan Indonesia sebagai pasar dengan adoption rate penggunaan Beauty Tech tertinggi di Grup L’Oréal,” ujar Junaid.

Junaid juga mengatakan L’Oréal telah menyiapkan organisasinya untuk berekspansi dari digitalisasi ke virtualisasi. 

“Beberapa tahun lalu, pasar kecantikan masih sepenuhnya berjalan offline. Kemudian pandemi mendorong percepatan e-commerce dimana L'Oréal merupakan salah satu perusahaan kecantikan pertama yang memulai mode offline + online (O+O). Kini, saat kami telah bertapak kuat pada akselerasi Web2, sebagai perusahaan kecantikan no.1 di dunia, L’Oréal menuntun industri kecantikan ke masa depan dengan mode offline + online + on-chain (O+O+O), dengan membangun fondasi Web3 dan metaverse," pungkasnya.

L’Oréal dengan sejarah 113 tahun eksistensi di dunia kecantikan telah memulai perjalanannya ke dunia metaverse dengan membangun pengalaman baru yang imersif melalui ruang-ruang virtual, kostumisasi in-game, advertising di dunia virtual, aktivasi e-sampling, virtual ambassador/influencer, dan gerai virtual di dunia metaverse, dengan sebanyak 17 aplikasi trademark telah didaftarkan seputar NFT dan metaverse.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait