URedu

Beberapa Tahun Lagi, Profesi Kerja Ini Diprediksi Bakal Menghilang Loh

Nunung Nasikhah, Selasa, 21 Juli 2020 13.10 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Beberapa Tahun Lagi, Profesi Kerja Ini Diprediksi Bakal Menghilang Loh
Image: Ilustrasi kerja. (unsplash)

Malang – Seiring berkembangnya teknologi, banyak hal yang dipermudah dan bahkan tergantikan fungsinya. Tak terkecuali pekerjaan.

Senior Assistant Professor dari School of Business & Economics, Universiti Brunei Darussalam, Muhammad Anshari, Ph.D. mengatakan, beberapa tahun ke depan, akan ada beberapa pekerjaan yang menghilang karena tergantikan oleh kemajuan teknologi. Sebut saja kasir, pencuci piring, buruh, hingga customer support.

Terlebih, kata Anshari, era revolusi industri 4.0 kini semakin menggeliat. Hal tersebut ditandai dengan makin familiarnya setiap individu dengan penggunaan gadget dan pemanfaatan aplikasi-aplikasi yang mempermudah aktivitas.

“Di siklus ini pekerjaan jenis human-to-machine interaction akan lebih dibutuhkan,” tuturnya dalam webinar soal mengantisipasi perubahan dengan melek teknologi yang diselenggarakan oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, beberapa waktu lalu.

“Jenis profesi ini tidak dilakukan dengan manual. Segalanya tergantung kebutuhan yang dipenuhi dengan cara memanfaatkan teknologi,” imbuhnya.

Ia menambahkan, beberapa pekerjaan yang termasuk dalam tipe ini adalah data scientist, application developer, cyber security, AI specialist, content creator, dan lainnya.

Menyikapi tersebut, lanjut Anshari, kampus perlu mendesain ulang kurikulum belajarnya. Tujuannya tentu agar lulusan yang dihasilkan nantinya lebih bersaing di era teknologi mutakhir dan modern.

Istilah yang dipakai untuk perubahan kurikulum ini ialah smart campus. Anshari mengatakan, dalam merubah image kampus ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

“Pada dasarnya, smart campus membutuhkan smart people, smart technology, dan smart process,” ungkap pria asal Indonesia tersebut.

Untuk merealisasikannya, kampus perlu membangun ekosistem digital. Tak hanya sekadar berkutat dan familiar dengan penggunaan teknologi. Dalam ekosistem ini, kampus bertugas merubah ilmu yang dipelajari menjadi suatu inovasi.

“Karenanya kita butuh smart people dalam perubahan ini. Smart people didefinisikan sebagai mereka yang berpengetahuan dan inovatif,” tegasnya.

Anshari menambahkan, untuk kampus yang berbasis Islam, maka perlu tambahan lagi untuk definisi smart people, yakni wisdom (kebijaksanaan).

Menurutnya, meski berada alam era teknologi mutakhir, kualitas karakter tiap individu harus tetap diutamakan.

“Di sinilah peran universitas berbasis Islam untuk menjadi factory of wisdom. Lulusan-lulusan kampus Islam, selain dipersiapkan menjadi individu yang bersaing juga harus memiliki kepribadian yang mulia,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait