URtainment

Benarkah Mindset Kita Mudah Dikontrol oleh Marketing Makanan?

Urbanasia, Senin, 22 Oktober 2018 13.32 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Benarkah Mindset Kita Mudah Dikontrol oleh Marketing Makanan?
Image: istimewa

Urban Asia “ Mungkin dari beberapa diantara kalian sudah tau makanan yang benar-benar sehat adalah makanan yang berasal dari alam. Seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Meskipun makanan yang tidak diproses secara alami menempatkan  slogan unsur alami. Hampir seluruh makanan sudah dimanipulasi dengan iklan yang berslogan healthy, real from nature and contains vegetables untuk membuat para konsumen berfikir inilah makanan sehat, PLEASE! Jangan mau dibohongi. Ini ada beberapa contoh permainan kata dalam marketing makanan:

  • Whole-grain vs. Gluten free: Makanan yang mengandung unsur Gluten-free dibuat untuk orang yang mengidap penyakit seliaka, adalah penyakit autoimun dimana terjadinya intoleransi terhadapa gluten (protein dalam terigu dan gandum) yang bisa merusak usus kecil. Gluten-free ini digunakan oleh para marketing  sebagai kata kunci mereka dimana banyak konsumen yang keliru bahwa makanan itu sehat. Padahal, riset menunjukkan semua makanan Gluten-free mengandung lemak dan garam, juga sedikit yang mengandung serat, protein dan vitamin jika dibandingkan dengan makanan yang mengandung Gluten justru lebih sehat yang mengandung Gluten karena kaya akan serat dan protein dari tepung roti didalamnya.
  • Popcorn vs. Smartfood Popcorn: Segala makanan yang berbunyi smart harus anda cermati lagi  Jika para marketing meyakinkan kamu itu pilihan yang smart. Kamu harus baca lagi bahan-bahan yang tertera pada kemasan. Untuk pilihan  yang seperti ini popcorn is the best choice sih. 3 cup dari popcorn matang memiliki 126 kalori tanpa sodium sedangkan Smartfood popcorn (dengan keju putih) mengandung 290 kalori dengan 525 mg sodium. Ingat terlalu banyak sodium bisa darah tinggi!
  • Fried vs. Baked potato chips: Marketing mengarahkan kita agar kita percaya bahwa cemilan yang di bakar itu lebih sehat daripada yang digoreng kering. Satu kantung cemilan dibualkan 65 % less fat. Terus ngapa? Klo si marketing berada di era 90an mungkin bisa menjadi senjata tuh bualannya saat kita berfikir lemak itu buruk. Kita sekarang tau itu tak lagi benar namun ada yang masih beranggapan itu benar.
So, untuk para food lover sekali lagi coba cermati kata-kata seorang marketing makanan. Jangan sampai terkecoh dengan iming-iming sehat, alih alih sehat penyakit malah mendekat! Sekali lagi nih kita ingetin, teliti sebelum membeli jadilah konsumen yang cerdas. Makan banyak boleh asal di iringi dengan olah raga yang seimbang, pastinya badan kita tidak lesu dan lemas karena tubuh kita mendapat asupan energi yang banyak.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait