URtainment

Biar Lebih Menikmati Hidup, Tinggalkan 5 Pola Pikir Tak Sehat Ini

Itha Prabandhani, Kamis, 28 Mei 2020 11.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Biar Lebih Menikmati Hidup, Tinggalkan 5 Pola Pikir Tak Sehat Ini
Image: istimewa

Jakarta - Apa yang ada dalam pikiran seseorang, sangat ditentukan oleh pola pikirnya. Karena itu, saat kamu terbiasa berpikir dengan pola pikir yang negatif, maka pikiranmu akan dipenuhi oleh hal-hal negatif pula. 

Begitu juga sebaliknya. Pola pikir yang kamu tanamkan dalam diri sendiri turut menentukan seberapa bahagia kamu dalam menjalani hidup ini, guys. 

Sebaliknya, terjebak pada pola pikir yang buruk, bisa membuat kamu rentan merasa tidak bahagia, penuh kemarahan, ketidakpuasan, hingga depresi.

Saat kamu sudah terjebak pada situasi ini, sangat sulit untuk kamu melihat kehidupan dengan positif. Akibatnya, kamu tidak lagi termotivasi untuk mencapai cita-cita, dan cenderung menjadi orang yang pesimis.

Nah, biar kamu lebih bahagia dan menikmati hidup, kamu perlu meninggalkan pola pikir tak sehat berikut ini, guys.

1. Berpikir “Hitam – Putih”

1590635250-hitam-putih.jpg


Menempatkan semua situasi di dunia ini dalam dua kutub saja adalah hal yang tak mungkin dilakukan. Di tengah kehidupan yang diatur dengan norma-norma dan adat istiadat, sangat wajar bahwa kita bisa terjebak dalam pola pikir hitam – putih ini. 

Padahal, dalam setiap peristiwa, selalu ada “area abu-abu” di mana banyak hal kompleks yang terjadi di dalamnya. Pola pikir hitam – putih akan mendorong kamu menganggap diri gagal atau sukses, sempurna atau tidak sempurna, dan benar atau salah. Sehingga, saat kamu tidak mencapai kesuksesan atau kesempurnaan, kamu cenderung merasa gagal dan tidak mengindahkan pencapaian yang sudah kamu raih.


2. Terlalu Mengeneralisasi Situasi

1590635319-buat-generalisasi.jpg


Saat menghadapi situasi yang tidak seperti harapan, kamu mudah menarik kesimpulan yang terlalu luas. 

Misalnya, saat ditolak cintanya, kamu buru-buru menghakimi diri sendiri dengan “aku nggak disukai”, “aku nggak menarik”, “semua cowok jahat”, atau “semua cewek nggak bisa mengerti aku.” 

Hei guys, ini hanyalah satu bagian kecil dalam hidupmu, bukan kegagalan seluruh hidupmu.


3. Tidak Menerima Pujian

1590635312-tidak-menerima-pujian.jpg


Dalam budaya ketimuran, kita banyak dibesarkan dengan konsep rendah hati dan tidak sombong. Karena itu, banyak dari kita merasa canggung atau tidak bisa menerima pujian dengan baik. 


Malu, merasa nggak pantas, atau takut dianggap sok. Namun, pujian yang tulus harus diterima dengan baik loh, guys. Jadi, saat ada orang lain yang bilang, “Wah, kamu pintar sekali!” sebaiknya kamu merespons dengan ucapan terima kasih, dan stop bilang “Ah, kamu bisa aja,” atau “Nggak lah, biasa aja.”


4. Merasa Bertanggung Jawab Atas Semua Hal

1590635295-tanggung-jawab-atas-semua.jpg

Saking pedulinya kamu pada hal-hal yang terjadi di sekitarmu, kamu jadi merasa bertanggung jawab pada semua. Karena itu, saat ada masalah, kamu mulai menyalahkan diri sendiri dan berusaha memperbaiki semuanya. 

Alih-alih merasa seperti ini, kamu bisa mengecek ulang apakah kamu sudah melakukan tugasmu dengan benar, atau adakah hal yang kamu lewatkan. 

Tapi, jika ternyata kamu sudah melaksanakan peranmu dengan baik, kamu tidak perlu merasa ikut gagal. Toh, tidak ada yang sempurna di dunia ini, kan?


5. Bersikap Keras pada Diri Sendiri

1590635330-keras-pada-diri-sendiri.jpg

Bersikap keras pada diri sendiri salah satunya adalah dengan membiasakan diri merasa “seharusnya aku melakukan ini,” atau “aku harus seperti ini.” 

Kata harus dan seharusnya akan memberi tekanan yang besar pada dirimu sendiri untuk mencapai standar tertentu yang mungkin saja tidak masuk akal atau sulit dicapai. 

Gantilah kedua kata ini dengan “aku bisa melakukan ini,” atau “aku akan berusaha dengan sebaik-baiknya.”

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait