URstyle

Bilik Kuliner Steril, Solusi Wisata Kuliner Aman di Banyuwangi

Nunung Nasikhah, Senin, 27 Juli 2020 20.48 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bilik Kuliner Steril, Solusi Wisata Kuliner Aman di Banyuwangi
Image: Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi, MY. Bramuda saat mencoba bilik kuliner steril. (Humas Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi – Menyambut masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) alias new normal, para pelaku wisata di Banyuwangi terus bergeliat.

Salah satunya seperti yang terlihat di kawasan wisata kuliner Kampung Mandar yang membuat inovasi berupa “bilik kuliner steril” untuk pengunjungnya.

Wisata kuliner satu ini berlokasi di Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, yang tak lain adalah kawasan sekitar muara Pantai Boom. Menunya tentu saja khas daerah sekitar pantai, yaitu ikan bakar.

Dengan bilik kuliner steril tersebut, para pengunjung bisa menikmati menu makanan yang disediakan dengan duduk di dalam bilik tertutup yang transparan.

Berbagai makanan disediakan di kawasan kuliner tersebut ada ikan bakar, tahu walik berisi daging, hingga palapa sampan khas nelayan alias ikan pindang berkuah yang super segar.

Di dalamnya bilik steril tersebut terdapat meja dan kursi yang selalu dibersihkan setelah dipakai oleh pengunjung yang datang.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi, MY. Bramuda, menambahkan, tempat ini awalnya terinspirasi dari konsep restoran yang ada di Belanda.

“Kita sedang atur tidak ada kontak antara pelayan dan pengunjung. Jadi pengunjung datang langsung masuk ke bilik, lalu pelayan datang melayani pemesanan dengan tetap berada di luar bilik yang transparan. Demikian pula saat pembayaran. Jadi tidak ada kontak dekat pelayan pengunjung,” jelasnya.  

“Ke depan, konsep ini akan diterapkan di sejumlah sentra kuliner lainnya,” imbuh Bramuda.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, kehadiran tempat kuliner unik seperti Kampung Mandar itu memberi semangat kepada masyarakat untuk bekerja lebih kreatif memulihkan ekonomi lokal setelah dihajar dampak pandemi COVID-19.

Anas menambahkan, sebelum menjadi area wisata kampung tersebut dulunya adalah kawasan yang kumuh. Namun, sejak tiga tahun lalu, dengan pendampingan Dinas Kelautan dan Perikanan, keluarga nelayan setempat bergotongroyong membuat warung-warung dengan menu ikan laut.

"Pada 2018, mulai digelar festival pasar ikan sebagai strategi agar kawasan berubah menjadi lebih bersih. Warung kami promosikan, dinas terus mendampingi, akhirnya warga mulai mendapat tambahan pemasukan,” ujar Anas.

“Selama pandemi pasti jeblok, makanya sekarang kita bangkitkan lagi, termasuk dengan model bilik kuliner steril semacam ini,” lanjutnya.  

Saat ini, di kawasan tersebut terdapat 10 bilik kuliner steril. Selain itu, para pemilik warung juga tetap menerapkan standar protocol kesehatan, termasuk melayani pengunjung dengan pelindung diri.

Tak hanya itu. Dinas Kesehatan setempat juga dilibatkan untuk terjun langsung mendampingi proses memasak agar selalu higienis.

”Higienitas alur produksi, mulai dari mendapatkan ikan sebagai bahan baku, proses memasak, sterilisasi alat masak, hingga penyajian; semua rangkaian itu harus dipastikan higienis,” tegas Anas.  

"Ini adalah restoran ikan milenial. Saya yakin, warung-warung di sini akan kembali bergeliat, inovasi warga pun muncul. Insya Allah ini jadi modal kita untuk berjuang memulihkan ekonomi,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait