URnews

BMKG Sebut Gempa di Majene Dipicu Sesar Mamuju-Majene Thrust

Nivita Saldyni, Jumat, 15 Januari 2021 15.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
BMKG Sebut Gempa di Majene Dipicu Sesar Mamuju-Majene Thrust
Image: Kondisi pasca gempa di Majene, Jumat (15/1/2021) pagi. (Humas BNPB)

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa berkekuatan berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat Jumat (15/1/2021) dipicu oleh aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam konferensi pers yang digelar Jumat (15/1/2021) mengatakan, gempa 6,2 M di Majene ini berkaitan dengan pengulangan gempa yang terjadi di tahun 1969 pada wilayah yang sama.

"Sebenenarnya gempa ini terkait dengan pengulangan gempa yang terjadi di wilayah sama. Pada tahun 1969 sekitar tanggal 23 Februari, (gempa) disebabkan oleh sumber gempa yang sama yaitu sesar Mamuju dengan kekuatan 6,9 (magnitudo) dengan kedalaman 13 meter sehingga memicu gempa besar dan timbul tsunami 4 meter di Pelatting dan 1,5 meter di Parasanga dan Palili," kata Daryono.

Saat itu, 64 orang tercatat meninggal dunia, 97 orang luka-luka dan 1.287 rumah, serta dermaga mengalami kerusakan. 

Nah, untuk kali ini Daryono mengatakan bahwa gempa dipicu oleh aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust. Hal ini dibuktikan dengan hasil hasil analisis mekanisme sumber yang menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust," katanya.

Pemicu gempa di Majene kali ini juga mirip dengan gempa di Lombok pada 2018 silam. Di mana bidang sesar dari gempa berkekuatan 7,0 magnitudo ini membentuk kemiringan ke darat.

Sementara berdasarkan hasil analisis estimasi peta tingkat guncangan, BMKG memprediksi kuat bahwa gempa menimbulkan kerusakan. Bahkan sejak Kamis (14/1/2021) siang, BMKG mencatat telah terjadi 28 kali gempa susulan hingga pagi ini.

"Hingga pukul 6 pagi, kami sudah mencatat sebanyak 28 kali susulan," katanya.

Dari 28 kali gempa susulan tersebut, gempa dengan kekuatan terbesar terjadi pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB, dengan kekuatan 5,9 magnitudo dan 6,2 magnitudo yang terjadi pada Jumat (15/1/2021) dini hari tadi pukul 01.28 WIB.

Oleh karena itu ia meminta masyarakat setempat selalu waspada terhadap potensi gempa susulan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait