URnews

BMKG Ungkap Penyebab Gempa di Banten yang Terasa hingga Jakarta

Nivita Saldyni, Jumat, 14 Januari 2022 21.18 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
BMKG Ungkap Penyebab Gempa di Banten yang Terasa hingga Jakarta
Image: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers BMKG terkait gempa Banten, Jumat (14/1/2022). (YouTube/Info BMKG)  

Jakarta - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan penyebab gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,7 di wilayah Sumur, Pandeglang, Banten pada Jumat (14/1/2022) sore akibat aktivitas subduksi lempeng Samudra Indo-Australia. 

Belakangan, berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa Banten itu diketahui memiliki parameter terkini dengan magnitudo 6,6. 

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng samudra Indo-Australia menghunjam ke bawah lempeng Benua Eurasia atau tepatnya ke bawah pulau Jawa hingga NTT," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Jumat (14/1/2022).

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) atau akibat dari patahan naik. Sementara analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi menunjukkan lokasi pusat gempa bumi berada di laut yaitu di perairan selatan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Sementara itu Kepala PVMBG Andiani menjelaskan, daratan sekitar pusat gempa bumi pada umumnya berupa morfologi dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh endapan sedimen berumur kuarter hingga tersier.

Endapan kuarter dan endapan tersier yang telah mengalami pelapukan itu pada umumnya memiliki sifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated), serta memperkuat efek guncangan. Hal inilah yang membuat rawan gempa bumi.

Sedangkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat, serta GFZ Jerman menunjukkan bahwa gempa bumi sore tadi diakibatkan oleh aktivitas penghunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa bagian barat atau di sekitar Selat Sunda.

Dengan mekanisme sesar naik yang berarah relatif barat laut hingga tenggara, kata Andiani, gempa ini merupakan gempa bumi interface yang terjadi pada bidang gesek antara kedua lempeng tersebut.

"PVMBG merekomendasikan penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi terlebih dahulu ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD dan Pemerintah Kabupaten Pandeglang guna menghindari potensi bangunan roboh," imbau Andiani.

Ia pun mengatakan bahwa kejadian gempa ini diperkirakan tak berpotensi mengakibatkan terjadinya tsunami.

"Namun masih berpotensi menyebabkan bahaya ikutan lainnya berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi, khususnya di lokasi yang berdekatan dengan pusat gempa bumi," katanya.

Untuk itu, bangunan di Kabupaten Pandeglang harus dibangun dengan menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi untuk menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu, bangunan juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait