URtech

Bocah 14 Tahun Bunuh Diri Usai India Blokir Free Fire

Shinta Galih, Senin, 21 Februari 2022 08.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bocah 14 Tahun Bunuh Diri Usai India Blokir Free Fire
Image: ilustrasi bunuh diri (ThinkstockPhoto)

Mumbai - Di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara, India telah melarang aplikasi yang dikembangkan oleh Cina dalam upaya untuk menghapus semua hal terkait dengan Cina dari negaranya. 

Larangan pertama termasuk beberapa aplikasi seperti TikTok yang telah dihapus dari Play Store di India, diikuti oleh PUBG Mobile untuk kedua kalinya. Dan yang terbaru, game seluler populer Free Fire ikutan dihapus dari Google Play di India.

Namun, tidak ada yang bisa membayangkan bahwa larangan ini dapat menyebabkan kematian seorang bocah lelaki berusia 14 tahun yang tinggal di Mumbai, India. Ia bunuh diri hanya beberapa hari setelah larangan Free Fire diberlakukan di negara tersebut. 

Polisi Bhoiwada saat ini sedang menyelidiki untuk mencari tahu apakah penyebab bunuh diri bocah itu terkait dengan larangan Free Fire.

Penilaian awal adalah bahwa bocah itu terlalu kecanduan game Battle Royale, yang mengarah ke bunuh diri setelah larangan Free Fire dikeluarkan.

Menurut polisi Bhoiwada, ayah anak laki-laki itu, yang bekerja sebagai desainer untuk sebuah perusahaan swasta, menerima telepon dari putranya pada Minggu pukul 19.22 waktu setempat. Namun, karena tengah bepergian dengan istrinya, ayahnya mengabaikan panggilan putranya. 

Ketika ayahnya membalas memanggil putranya beberapa menit kemudian, bocah itu tidak menjawab panggilan tersebut.
Ketika pulang dari perjalanan, mereka mendapati kamar anak laki-laki mereka terkunci. 

Ayah bocah itu harus mendobrak pintu kaca untuk membukanya. Betapa terkejut ia ketika mendapati anak kesayangannya itu sudah tak bernyawa. 

Polisi menginformasikan bahwa jenazah telah dipindahkan ke rumah sakit KEM untuk diautopsi.

"Penyelidikan awal telah menemukan bahwa bocah itu kecanduan game seluler Free Fire, tetapi apa yang menyebabkan bocah itu bunuh diri tetap menjadi misteri," kata wakil komisaris polisi area 4 Vijay Patil. 

Namun, baik orang tua maupun guru mengatakan bahwa anak laki-laki itu tidak pernah menunjukkan tanda-tanda kecanduan video game. Mereka mengatakan bahwa anak itu adalah murid yang cerdas dan baik. 

Investigasi masih berlangsung untuk mengetahui apakah kecanduan game menyebabkan anak itu bunuh diri atau karena alasan lain. 

Urbanreaders, apabila saat ini kamu mengalami depresi atau keinginan bunuh diri, jangan putus asa. Depresi dan gangguan kejiwaan dapat pulih dengan bantuan profesional kesehatan mental. Jangan ragu untuk menghubungi layanan profesional demi kesehatan mental yang lebih baik.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait