URtrending

Bukan Ketupat, Ternyata Ini Sajian Khas Saat Lebaran di Sumatera Utara

Urbanasia, Sabtu, 8 Juni 2019 15.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bukan Ketupat, Ternyata Ini Sajian Khas Saat Lebaran di Sumatera Utara
Image: Lomang menjadi makanan khas masyarakat Mandailing - Tabagsel, Sumatera Utara ketika Lebaran tiba. (Image: Toptravellingindonesia)

Urban Asia - Sumatera utara memang sudah lekat dengan gambaran makanan yang enak dan menggoda selera.

Terutama di momen lebaran, masyarakat pasti akan membuat menu-menu andalan untuk disajikan saat Lebaran.

Hayoo, kira-kira di antara Urbanreaders ada yang tau nggak apa saja makanan khas di Sumatera Utara pas Lebaran?

Nah, kalo pada nggak ngerti kali ini Urban Asia mau bahas soal masak memasak nih.

Ada satu makanan yang proses pengolahannya biasanya dilakukan secara bergotong royong, baik keluarga besar maupun masyarakat di satu wilayah.

Namanya tradisi magalomang dan tradisi ini sudah turun temurun dilakukan di daerah Mandailing – Tabagsel.

Mangalomang merupakan bahasa daerah Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara yang artinya memasak beras ketan dengan santan kelapa di dalam bambu.

text

Proses membuat Lomang yang dilakukan masyarakat Sumatera Utara. (Image: okezone)

Proses mangalomamg bisa memakan waktu yang cukup lama yaitu 4-5 jam, lumayan lama guys!

Namun untuk ukuran makanan dengan cita rasa yang khas, masyarakat tetap rela melakukan kegiatan ini sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap tradisi dan tentunya kecintaan mereka terhadap makanannya juga.

Yang menjadikan tradisi mangalomang ini menjadi unik, biasanya masyaraka Indonesia identik dengan ketupat ketika merayakan Idul Fitri.

Namun bagi masyarakat mandailing, mangalomang adalah makanan yang akan menjadi sajian khas di kala Lebaran dan saat memperingati maulid Nabi Muhammad.

Tradisi mengalomang ini memang memiliki arti tersendiri, selain rasanya yang udah tidak diragukan lagi.

Proses mangalomang ini menjadi special dan selalu dinanti-nanti karena waktu yang dihabiskan saat mangalomang membangun kebersamaan keluarga, mulai dari persiapan, memasak, bahkan mencicipi makanan hasil kerja bersama ini selalu memberi cerita tersendiri.

Sayangnya, makanan ini jarang dijadikan sebagai oleh-oleh karena bahannya yang tidak tahan lama.(*)

Penulis: Anita F. Nasution (Urbanasia Medan)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait