URstyle

Cafe Laut Semare, ''Desa Tawuran'' yang Disulap Jadi Wisata Mempesona

Nunung Nasikhah, Senin, 20 Januari 2020 21.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cafe Laut Semare, ''Desa Tawuran'' yang Disulap Jadi Wisata Mempesona
Image: Instagram @cafelautsemare

Pasuruan – Sebuah desa bernama Semare yang berada di Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan dulunya memiliki image buruk sebagai “Desa Tawuran”.

Image buruk ini berusaha diubah dengan menjadikannya sebagai “desa wisata” yang mempesona. Dibangunlah sebuah wisata bernama Café Laut Semare (CLS) dengan konsep wisata pantai yang tak hanya menyajikan pemandangan hamparan hutan bakau. Namun juga menyuguhkan kegiatan nelayan kerang dan kupang serta kuliner khas pesisir, di atas café yang terbuat dari kayu ulin.

Sebelum CLS dibangun, kawasan tersebut dulunya hanya dimanfaatkan sebagai dermaga untuk tambatan perahu nelayan.

Seiring berjalannya waktu, muncul ide untuk menciptakan sebuah café di atas laut. Gayung bersambut, Husky-CNOCC Madura Limate (HCML), sebuah perusahaan minyak dan gas membantu membangunkan jogging track sepanjang 200 meter.

Baca juga: Menikmati Keindahan Hutan Mangrove Seluas 183 Hektar di Pasuruan

Jogging track tersebut berbentuk jembatan kayu yang dihias dengan lampu warna-warni. Jembatan inilah yang menuntun setiap pengunjung ke café maupun spot-spot yang digunakan untuk berfoto dengan latar pantai.

“Dengan support HCML, kami jadi semangat untuk semakin mempercantik CLS,” ungkap Yajid, Kepala Desa Semare dikutip dari Humas Pemkab Pasuruan.

Nah, khusus pembangunan CLS, Yajid menegaskan bahwa pendanaannya diambil dari Dana Desa (DD) tahun 2018 dengan nominal mencapai Rp 300 juta. Paling banyak digunakan untuk membeli puluhan kibik kayu ulin dari Sulawesi. Kayu tersebut dinilai sangat kokoh dan kuat, meski menancap di tanah pantai.

Setelah café dan jembatan terbangun, satu lagi tugas cukup sulit. Yakni menyadarkan masyarakat pesisir untuk bersama membangun wisata ini.

Baca juga: Taman Bunga Adn Firdaus, Pesona Indah Pasuruan dengan Latar 3 Pegunungan

Yajid bercerita, pihak desa hampir putus asa dalam tahap ini. Beruntung, desa kembali mendapat bantuan character building dari CSR perusahaan. Alhasil, banyak warga disulap menjadi sosok yang ramah.

“Sekarang, semua warga pasti menyapa “hallo” ke semua pengunjung yang datang ke CLS,” ungkap Yajid.

Semua kerja keras ini tak sia-sia. CLS kini menjadi wisata favorit baru para penikmat travelling maupun wisatawan yang ingin mencicipi kuliner di atas laut.

Di CLS, pengunjung akan disuguhi panorama pantai yang mempesona dengan sajian kuliner murah meriah seperti sate kerang, kepiting lada hitam, berbagai macam olahan ikan dan cumi-cumi.

Baca juga: Wah, Kini di Kabupaten Pasuruan Ada Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan

Ada juga spot foto di beberapa titik, perahu wisata bisa keliling di sekitaran pantai untuk melihat hutan mangrove juga nelayan kupang atau kerang.

Bahkan, jumlah kunjungan bisa mencapai 500 orang pada hari Sabtu, Minggu atau tanggal merah. Sedangkan hari Senin sampai Jumat rata-rata mencapai 50-100 pengunjung.

Di samping perekonomian rakyat yang ikut bergerak, Desa Semare yang dulunya kumuh, kini mulai bersih dan sudah ditetapkan sebagai Desa Open Defication Free (ODF) alias desa yang warganya tak lagi buang air besar sembarangan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait