URnews

Cegah Hoax Virus Corona, WHO Bikin Akun TikTok

Griska Laras, Senin, 2 Maret 2020 02.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cegah Hoax Virus Corona, WHO Bikin Akun TikTok
Image: TikTok/Pixabay

Jakarta - World Health Organization (WHO) punya cara yang cukup menarik buat mengatasi penyebaran hoax terkait virus corona yang marak terjadi belakangan ini. WHO membuat akun TikTok untuk menyebarkan informasi sekaligus menangkal hoax tentang virus corona.

Akun tersebut adalah salah satu bentuk upaya WHO dalam mengedukasi masyarakat di media sosial. Apalagi saat ini TikTok menjadi jejaring sosial yang sedang digilai semua kalangan di setiap negara.

Nah belakangan cukup banyak konten dan meme tentang covid-19 yang beredar luas di platform tersebut. Salah satu kasusnya adalah remaja yang menunjukkan kalau teman mereka adalah korban virus corona di Kanada.

Baca Juga: Kepala WHO Sebut Berasumsi Negara Aman dari Virus Corona Adalah Kesalahan Fatal

Bukan cuma TikTok, WHO dan lembaga Centers for Disase Control and Prevention (CDC) juga sudah memerangi hoax virus corona yang beredar di platform lainnya seperti Facebook dan Twitter dalam beberapa minggu terakhir.

Meski tidak diketahui kapan akun tersebut dibuat, WHO sudah memiliki 84.3 ribu pengikut dan telah mendapat centang biru. Sampai saat ini, baru ada dua video yang diposting WHO di TikTok. Video pertama berisi tentang langkah-langkah melindungi diri dari virus corona.

Penjelasan itu disampaikan langsung oleh Benedetta Allegranzi selaku Pemimpin Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi WHO.

"Kami bergabung dengan TikTok untuk memberikan saran kesehatan masyarakat yang bisa diandalkan dan tepat waktu," tulis WHO di postingan pertamanya.

Sementara video kedua berisi penjelasan tentang bagaimana menggunakan masker yang benar dan kapan waktu yang tepat untuk memakai masker.

Baca Juga: Jackie Chan Membantah di Karantina Akibat Terinfeksi Virus Corona

WHO pun sudah menaikkan tingkat risiko COVID-19 ke level maksimum Sabtu (29/2/2020) lalu. Keputusan itu diambil setelah virus COVID-19 mewabah di 58 negara dan tersebar sampai ke negara-negara Afrika. Jumlah kasus virus corona pun kian bertambah setiap harinya.

Hingga Senin (2/3/2020) virus ini sudah menewaskan 2990 orang dan menginfeksi 87 ribu penduduk dunia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait