URnews

CentennialZ dan Relawan Jakarta Maju Bersama Nobar Film KPK 'The EndGame'

Kintan Lestari, Minggu, 6 Juni 2021 17.37 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
CentennialZ dan Relawan Jakarta Maju Bersama Nobar Film KPK 'The EndGame'
Image: Suasana acara nobar KPK 'TheEndGame'. (Istimewa)

Jakarta - Film dokumenter dari Watchdoc Documentary, 'The EndGame', akan tayang hari ini (6/6/2021).

Dokumenter ini menampilkan kronologis tentang upaya pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan kesaksiaan dari pegawai KPK yang dinonaktifkan karena gagal dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

CentennialZ dan Relawan Jakarta Maju Bersama pun menggelar acara nonton bareng (nobar) KPK The End Game - Ronde Terakhir Melawan Korupsi di Mako Coffee Jakarta.

Kegiatan ini dihadiri sekitar 50 anak muda, yang terdiri dari mahasiswa, aktivis, dan pegiat, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pastinya.

Acara nobar 'The EndGame' merupakan wadah literasi, analisis, dan diskusi dengan tujuan menyuarakan aspirasi ataupun opini masyarakat terutama dari generasi Z terhadap kondisi KPK saat ini. Jadi setelah nobar, akan ada diskusi bersama untuk membahas isu tersebut.

Pasalnya apa yang dilakukan KPK dirasa janggal. Sebab lembaga tersebut menyingkirkan pegawai-pegawai yang berintegritas dan memegang kasus korupsi besar dengan dalih tidak lolos TWK.

Di non-aktifkannya 75 pegawai KPK karena tidak lolos TWK bukan isu pertama soal pelemahan lembaga tersebut, tapi sebelumnya juga ada pengesahan UU KPK dan pemilihan ketua KPK yang dianggap kontroversi. 

Diskusi setelah nobar akan dilakukan dengan orang-orang yang tentunya kompeten, di antaranya Feri Amsari (Pegiat Anti Korupsi), Usamah Abdul Aziz (Jakarta Maju Bersama), Manik Marganamahendra (Co-Founder CentennialZ), dan Sultan Rivandi (Co-Founder CentennialZ).

1622975439-nobar-kpk2.jpgSumber: Pegiat Anti Korupsi Feri Amsari saat diskusi di acara nobar KPK 'TheEndGame'. (Istimewa)

"Kasus doxing dan peretasan selalu menimpa orang yang bersuara tentang kebenaran, seakan kritik di Indonesia mudah dimatikan. Begitupun dengan lembaga KPK, seakan reformasi masih terus dikorupsi. Seharusnya negara fokus melihat substansi kritikannya, bukan justru identitas yang dibuat, bukan dihadapkan pada sekedar pilihan Al-Quran atau Pancasila," ujar Manik dalam keterangan resminya.

Sultan Rivandi melihat KPK yang harus memberantas korupsi malah mencederai dirinya sendiri karena kebijakannya kontradiksi dengan tugas utamanya.

"Kita selalu disudutkan pada isu kebangsaan, pada 2 BAB yang berbeda. BAB pertama tentang radikalisme, dan BAB akhirnya tentang Tes Wawasan Kebangsaan yang jauh dari kata ideal. Islam seperti selalu diperkosa. Kita bukan hanya sekedar bicara tentang 75 pegawai dan KPKnya, tapi ini lebih kesadaran untuk pemberontakan pikiran," kata Sultan Rivandi.

Usamah Abdul Aziz melihat isu korupsi perlu diperhatikan dan diperjuangkan oleh anak muda.

"Kepedulian terhadap segala isu KPK harus selalu disuarakan, terlebih kita anak muda. Karena anak muda bukan hanya bicara tentang angka, tapi tentang ide apa yang dibawa. Anak muda harus turun tangan dan bukan urun angan, memberi harapan bukan ratapan," pungkasnya.

Feri Amsari mengajak anak muda untuk terus membangun semangat pergerakan memberantas penguasa yang melancarkan upaya pembunuhan anak kandung reformasi tersebut.

"Dengan kondisi seperti ini, orang baik tidak boleh diam karena orang jahat telah menguasai bumi. Mari bergerak karena medan laga sedang menunggu orang-orang baik untuk mulai bergerak," katanya.

"Reformasi dikorupsi, demokrasi dikebiri, bahkan instansi hanya sekadar narasi tapi minim implementasi. Jangan sampai bebas korupsi di bangsa kita hanya menjadi visi utopis semata. Karena KPK, belum saatnya end game," tutup Dinno Ardiansyah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait