URtrending

Cerita Yasher soal Video Pitching Lamarannya Depan Camer yang Viral

Nivita Saldyni, Sabtu, 25 September 2021 18.01 | Waktu baca 8 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cerita Yasher soal Video Pitching Lamarannya Depan Camer yang Viral
Image: Pitching Lamaran ala Yasher. Sumber: Dok. Pribadi

Jakarta – Bicara soal lamaran, ada banyak ragamnya yang sudah tak sing di masyarakat kita. Namun dengan perkembangan zaman yang kian modern ini ternyata banyak orang yang memilih cara unik untuk melamar. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Yasher (32) yang melamar kekasih hati dengan cara presentasi di depan calon mertua (camer).

Yap, aksi Yasher melamar kekasihnya itu viral setelah akun Twitter @ezash membagikan momen tersebut pada Kamis (23/9/2021) lalu. Dalam video singkat berdurasi 32 detik itu, alih-alih melamar dengan cincin, Yasher memilih untuk presentasi menggunakan Power Point (PPT) di depan orang tua Rastrianez atau Anez.

“Kalau sekadar survival, jadi tukang becak, dagang baju di Tanah Abang juga survival, bisa bertahan hidup. Tapi kami gak di situ, kami udah gak di level survival mode lagi, kami di level di mana kami bisa berkarya, kami bisa berkontribusi, dari itu uang nanti dapet, ngikut sendiri,” kata Yasher saat menjawab pertanyaan orang tua Anez seperti yang terekam dalam video tersebut.

Video itu sontak menarik perhatian netizen. Bahkan tak sedikit netizen yang dibuat kagum dan terinspirasi dari cara Yasher melamar Anez loh.

Untuk tahu cerita lengkapnya, Urbanasia pun menghubungi Yasher. Ia mengatakan bahwa sebenarnya video itu diambil pada bulan Juni 2021, guys. Sekarang, Yasher telah sah menjadi suami Anez.

Kepada Urbanasia, Yasher pun berbagi pengalaman di balik video viral tersebut. Ia juga membagikan tips untuk kamu yang ingin melakukan lamaran nih guys. Penasaran? Yuk simak obrolan Urbanasia dengan Yasher berikut ini!

Terinspirasi dari Cara Komunikasi Pasangan Sendiri dengan Keluarganya

1632567442-WhatsApp-Image-2021-09-25-at-5.21.16-PM-(1).jpegSumber: Pitching Lamaran ala Yasher. Sumber: Dok. Pribadi

Yasher yang sehari-hari bekerja sebagai freelance brand consultant ini mengatakan cara yang digunakannya itu dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya karena merasa cara yang dilakukan awalnya tak berhasil membuat orang tua Anez memahami betul maksud yang ingin disampaikannya, misalnya masalah pekerjaan.

“Sebenarnya pertanyaan (pekerjaan) adalah latar belakang dari akhirnya aku bikin PPT itu. Karena mempunyai calon mertua yang konvensional dan usianya sudah sepuh. Akhirnya aku dan calon istri waktu itu mencari cara untuk mengomunikasikannya lebih jelas lagi ke orang-orang senior ini,” kata Yasher kepada Urbanasia, Sabtu (25/9/2021).

Bahkan untuk melamar menggunakan PPT saja butuh waktu yang lama, loh. Yasher mengaku telah melakukan persiapan sejak Januari 2021. Berkat kerjasama yang baik dengan Anez, Yasher akhirnya berhasil mempresentasikannya pada akhir Juni lalu.

“Jadi memang dari awal tahun kami proses. Dari Januari kami pelan-pelan untuk coba nyicil kehadiran aku di dalam keluarganya calon istri saat itu,” katanya.

Menariknya, ide lamaran dengan PPT ini datang dari kebiasaan Anez yang sering kali membuat presentasi untuk orang tuanya saat ingin membeli sesuatu.

“Kami coba perhatikan, istriku ini punya pengalaman kalau mau minta dibelikan laptop atau handphone itu dia harus presentasi ke papah dan mamahnya. Jadi aku berpikir, ‘Oh ini suatu metode komunikasi yang kayanya works deh buat papah mamah kamu, yuk kita coba’,” kata Yasher.

“Jadi selama bikin PPT pun gak semalam doang, kami nyicil-nyicil. Papah mamah (dari Anez) sukanya apa, gimana nge-lock atensi mereka, nilai-nilai apa yang cocok, bahasa apa, keyword-keyword apa yang bisa mereka cerna,” imbuhnya

Dari sanalah keduanya kemudian bekerja sama untuk mulai mempersiapkan membuat PPT lamaran itu.

Persiapannya Simple Tapi Dalam dan Rumit

1632567452-WhatsApp-Image-2021-09-25-at-5.21.15-PM.jpegSumber: Pitching Lamaran ala Yasher. Sumber: Dok. Pribadi

Meski terlihat sederhana tapi Yasher mengaku harus melakukan persiapan yang mendalam dan cukup rumit. Sebab dalam PPT itu, ia menyajikan jawaban yang dibutuhkan oleh kedua orang tua Anez untuk meyakinkan Yasher bisa menikahi putrinya.

“Sebenernya simple tapi dalam dan rumit. Anez ini anak perempuan bontot (terakhir) dan orang tuanya Jawa, jadi ditanya bibit, bebet, bobot. Tapi sebenernya aku dan calon istri waktu itu sudah pernah kasih tau lewat omongan aja, ngapel setiap minggu, ngobrol-ngobrol kecil. Tapi kok gak masuk-masuk ya dan kayanya mereka masih bingung. Nah akhirnya bibit, bebet, bobot ini aku terjemahkan ke dalam presentasi,” ungkap Yasher.

“Jadi anggapannya nih kalau si orang tuanya calon saat itu adalah klien, nah aku ngerti pain point-nya mereka. Pain point-nya mereka ‘gue gak ngerti bibit, bebet, bobot lo’ nah akhirnya aku bikin presentasi, aku terjemahkan bibit bebet bobot itu jadi tiga poin. Bibit aku tulis DNA yang memuat latar belakang keluarga dan sebagagainya, bebet aku terjemahkan jadi kompetensi, terakhir bobot yaitu nilai-nilai hidup. Jadi pertanyaan yang mereka bingungkan perihal bibit, bebet, bobotku itu aku terjemahkan jadi bahasa yang lebih general, lebih modern, tapi tetap pakai cara yang sopan dan pelan-pelan, step by step. Aku juga kasih di situ latar belakang agama,” lanjutnya.

Nah PPT itu pun kemudian disusun dengan gaya dan bahasa yang disesuaikan dan mudah dimengerti oleh orang tua Anez. Sehingga keyword-keyword yang digunakan pun sangat diperhatikan agar maksud pesan tersampaikan dengan baik.

Selain mempersiapkan PPT, Yasher juga cari tahu lebih dalam soal kesukaan orang tua Anez guys. Iya pun juga tak asal-asalan memilih tempat untuk melakukan presentasi.

“Aku nanya-nanya ke istriku, kaya ‘mamah papah sukanya makan apa ya?’. Soalnya kan itu (lamaran) di dalam resto ya. Terus ‘Oke diajak makannya diajak makan ke mana? Sukanya makanan apa, western/asia/indo?’, ‘Oh kayanya lagi pengen asia’. Oke kami bawa ke (restoran) asia,” cerita Yasher.

Di sanalah kemudian akhirnya lamaran dilakukan. Yasher pun mempresentasikan PPT yang telah dipersiapkannya bersama Anez dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami oleh orang tua Anez.

“Kalau sebelum pakai PPT ya mereka sekadar kaya ‘Oh, iya’ atau bisa dibilang lewat doang karena aku pun gak bisa menyalahkan mereka dan gak bisa berekspektasi bahwa mereka harus ngerti. Jadi aku dan istri yang harus catch up sama perspektifnya para orang tua ini,” ungkapnya.

“Saat pakai PPT ya mereka (orang tua Anez) sempat bertanya-tanya, ‘kok pakai PPT? Gak biasa-biasanya nih’. Nah tapi rupanya secara gak sadar, istriku bilang ke orang tuanya sendiri,‘Bapak, ibu, inget gak kalau misalnya aku mau beli laptop atau mau apa gitu aku musti bikin PPT dulu dan akhirnya bapak dan ibu ngerti atas pilihan aku, pertimbangan-pertimbangannya. Dan di situ bener-bener ibu dan bapak nyiapin waktu dan atensi yang cukup. Nah kami pakai cara itu tapi memang momennya momen lamaran’. Sebenernya cuma perbedaan kontennya aja sih, form of communication-nya rupanya mereka gak sadar bahwa itu works buat mereka. Akhirnya kami pakai untuk lamaran, mereka kaget juga,” jelas Yasher menceritakan respons orang tua Anez.

Tips untuk Kamu yang Tengah Mempersiapkan Lamaran

1598494810-kode-biar-pacar-melamar.jpgSumber: Ilustrasi melamar pacar. Sumber: Freepik

“Cara aku (menggunakan PPT untuk melamar) bukan berarti bisa ke semua orang tua karena kita gak bisa mengharapkan orang tua yang bakal mengikuti kita. Yang bisa kita usahakan adalah diri kita sendiri bagaimana caranya untuk bikin mereka mengerti,” kata Yasher.

Untuk itu, ia menyarankan untuk Urbanreaders yang tengah mempersiapkan lamaran untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang keluarga calon pasanganmu. Misalnya dengan sering ngobrol dengan calon mertua.

“Walaupun kan banyak ya menantu sama mertua gak deket-deket banget, tapi gak bisa dipungkiri bahwa nanti kalian akan menjadi satu keluarga. Anaknya akan jadi istrimu, jadi mau gak mau kalian harus ada bounding di situ, gak bisa yang kaya satu atau dua hari ketemu langsung jadi tapi pelan-pelan, dicicil. Ada yang pakai cara konvensional bawa-bawa martabak, boleh,” kata Yasher.

“Jadi bukan berarti pakai PPT itu selalu berhasil karena cara ini memang cara yang kami pilih karena cara lainnya gak berhasil,” imbuhnya.

Jadi menurut Yasher, kamu dan pasanganlah yang paling tahu cara apa yang paling tepat. Namun jika kamu dan pasangan berpikir bahwa cara seperti Yasher dan Anez akan berhasil, gak ada salahnya juga kalau kalian mulai mempersiapkannya dari sekarang.

“Dari pengalaman aku, mungkin tanya dulu sama calon istri. Orang tua dia seperti apa sih? Pasti kan anaknya punya insight-insight orang tuanya kesukaannya apa. Misalnya dari hobi suka dengan mobil atau main golf atau makan, ya berikan apa yang mereka sukai,” jelasnya.

“Lalu, bagaimana orang tuanya itu mencerna informasi. Itu yang penting. Dari situ mungkin kalian bisa menentukan form of communication apa yang dipakai. Misalnya ‘kayanya bisanya kalau sambil main catur deh’, yaudah main catur sambil ngobrol-ngobrol atau biasanya sambil makan atau langsung datang aja, atau pakai PPT. Jadi harus tahu dulu orang tuanya seperti apa,” imbuhnya.

Nah kalau masalah konten atau isi dari presentasi itu sendiri kamu juga harus cari tahu dulu nih apa jawaban yang sedang dicari dan dibutuhkan oleh calon mertua kamu. Seperti misalnya Yasher yang menggunakan beberapa poin penting dalam presentasinya, kamu pun bisa membuat versi kamu sendiri dengan menyesuaikan kebutuhannya.

“Jadi informasi yang kita kasih harus sesuai dengan yang mereka butuhkan,” katanya.

Kamu pun bisa menggunakan simbol atau kata kunci yang berkaitan dengan suatu hal yang membuat calon mertua kamu paham. Seperti Yasher, ia memilih menampilkan gambar Gus Dur di saat menjelaskan tokoh agama panutannya. Ia juga mengutip kata-kata Bob Sadino untuk menggambarkan bahwa ia menjadikan pengusaha bergaya nyentrik itu sebagai role model.

“Ini menghemat waktu untuk menjelaskan A-Z dengan aku kasih satu simbol. Misalnya aku taruh quote Bob Sadino, itu kan sebenarnya role model aku, aku ngefans sama dia. Tapi kan itu sebenarnya jadi simbol bahwa ‘Oh nih anak memang ter-influence sama orang-orang sukses yang seperti ini’. Itu kan secara gak langsung kasih simbol ke mereka bahwa ini yang aku ikuti, jadi komunikasinya lebih relate-lah mereka,” jelas Yasher.

Terakhir, jangan lupa untuk ajak pasangan kamu bekerja sama mempersiapkan ini semua. Sebab kolaborasi dalam sebuah hubungan, kata Yasher, bukan hanya dibutuhkan untuk lamaran tapi juga kehidupan pascamenikah juga.

“Ya laki-laki sebagai kepala keluarga, imam, memang harus memutuskan. Tapi alangkah baiknya memang kolaborasi sama istri, bukan hanya untuk lamaran aja tapi sesudahnya menikah kan memang apa-apa harus diobrolin kan sama istri juga. Jadi dari sebelum nikah aja kalau komunikasinya belum open, gimana nanti pas nikah kan?” pesannya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait