URtrending

Curhat Pilu Sopir Ambulans yang Antar Jenazah COVID-19 Tiap Hari

Okke Oscar, Kamis, 16 April 2020 17.36 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Curhat Pilu Sopir Ambulans yang Antar Jenazah COVID-19 Tiap Hari
Image: istimewa

Jakarta - Berbagai cara dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona. Mulai dari anjuran untuk rajin mencuci tangan, menjaga jarak atau physical distancing hingga imbauan untuk tetap ada di rumah selama masa pandemi.

Beberapa daerah dengan angka kasus tinggi positif COVID-19 di Indonesia bahkan mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 14 hari atau lebih agar warga melakukan karantina mandiri di rumah.

Di sisi lain, tak sedikit orang yang tak bisa berdiam diri di rumah karena harus memenuhi kebutuhan hidup. Namun, ada juga yang masih tetap 'ngeyel' ke luar rumah merasa jenuh. 

Hal inilah yang membuat Muhammad Nursyamsurya, seorang sopir ambulans jengkel lantaran masih banyak masyarakat yang tak acuh dengan peraturan diam di rumah.

Dalam acara Mata Najwa, Kamis (15/4) malam, melalui sambungan video call, dirinya mengutarakan ceritanya yang harus mengangkut banyaknya jenazah COVID-19 ke pemakaman setiap hari dan menyayangkan sikap masyarakat yang masih keluyuran di tengah pandemi corona ini.

"Saya pengin naik pakai tronton, teriak di jalanan kepada masyarakat 'Halo tolong kalian diam di rumah, ikuti anjuran pemerintah, kalau kalian tahu berapa banyak jenazah yang kami makamkan tiap hari pasti kalian akan sedih," ujarnya.

1585815678-jenazahcovid.jpg

Menurut Syam, --panggilannya, jenazah yang positif terpapar COVID-19 itu tidak ada yang mengantar dan langsung dimakamkan ke liang lahat. Dia juga memohon pada masyarakat agar patuh dengan anjuran berdiam diri di rumah.

"Sampai kapan kita harus hidup begini? Kan kita nggak tahu mbak, sebentar lagi bulan puasa, saya pengin tarawih berjamaah, pengin Idul Fitri. Tolong buat masyarakat diam di rumah sebentar aja 14 hari. Bentar lagi kita puasa, minta tolong, kita juga punya keluarga, kita punya tetangga, kita punya kehidupan, kita harus bersosialisasi. Sedih mbak, tapi masyarakat gak ada yang ngerti, capek, tapi itu memang kerjaan," ungkapnya dengan suara lirih.

Masa karantina karena pandemi ini memang nggak mudah untuk dilalui, guys. Namun, kita juga tidak boleh egois dan mengacuhkan imbauan pemerintah. Maka dari itu diam di rumah aja dulu, ya. Sabar, this too shall pass!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait