URnews

Data Pengguna di Aplikasi eHAC Diduga Bocor, Ini Kata Kemenkes

Deandra Salsabila, Selasa, 31 Agustus 2021 14.11 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Data Pengguna di Aplikasi eHAC Diduga Bocor, Ini Kata Kemenkes
Image: Tangkapan layar aplikasi eHAC (YouTube/Suherry)

Jakarta - Dugaan kebocoran data melalui aplikasi Electronic Health Alert Card atau eHAC baru-baru ini sedang ramai diperbicarakan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pun akhirnya ikut buka suara mengenai hal ini.

Melalui keterangan pers yang diadakan secara virtual, Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, Annas Ma'ruf mengatakan, data bocor itu diduga terjadi pada aplikasi yang lama dan sudah tidak digunakan lagi sejak 2 Juli 2021 lalu.

"Terkait dengan hal itu kebocoran data terjadi di aplikasi eHAC yang lama yang sudah tidak digunakan lagi sejak juli 2021, tepatnya 2 juli 2021," kata Annas Ma'ruf dalam konferensi pers virtual, Selasa (31/8/2021).

Menurut Annas, sejak saat itu eHAC sudah terintegrasi dengan Peduli Lindungi. Sistem tersebut diklaim berbeda dengan sistem eHAC yang sebelumnya. Terkait masalah kebocoran tersebut juga sedang dilakukan investigasi lebih lanjut.

"Kebocoran tidak terkait dengan eHAC yang ada di Peduli Lindungi. Saat ini tengah dilakukan investigasi lebih lanjut," lanjutnya.

Kemungkinan kebocoran data, Annas menjelaskan, berada di pihak mitra. Hal itu pun sudah diketahui pemerintah dan pengamanan aplikasi juga sedang dilakukan dengan melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) serta pihak berwajib.

Dikatakan Annas, untuk langkah mitigasi, aplikasi eHAC juga lama sudah dinonaktifkan. Sedangkan layanan eHAC masih dapat digunakan melalui Peduli Lindungi.

"Saat ini eHAC tetap dilakukan berada di dalam peduli lindungi, eHAC yang digunakan di dalam aplikasi peduli lindungi," jelasnya.

Sebagai informasi, eHAC merupakan aplikasi uji dan lacak untuk mereka yang ingin bepergian. Aplikasi ini wajib diunduh bagi orang asing maupun warga negara yang bepergian di dalam negeri. 

Aplikasi uji dan lacak eHAC ini untuk menyimpan lebih dari 1,4 juta data dari 1,3 juta pengguna eHAC.

Sebelumnya, peneliti siber dari vpnMentor menemukan kebocoran dari eHAC. Data yang bocor meliputi identitas diri (ID) pengguna yang berisi nomor kartu tanda penduduk (KTP), paspor.

Selain itu tertera juga data hasil tes COVID-19, alamat, nomor telepon dan nomor peserta rumah sakit, nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, dan foto.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait