URstyle

Di Balik Tren Cloud Kitchen, Dapur Bersama Ramah UMKM

Ika Virginaputri, Rabu, 18 Agustus 2021 03.01 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Di Balik Tren Cloud Kitchen, Dapur Bersama Ramah UMKM
Image: Ilustrasi dapur (BigStock)

Jakarta - Urbanreaders tentunya udah akrab dengan istilah cloud kitchen yang marak akhir-akhir ini, kan? Cloud kitchen atau yang juga dikenal dengan istilah dapur satelit atau ghost kitchen adalah sebuah restoran dengan konsep jasa pengiriman makanan saja, tanpa menyediakan layanan makan di tempat atau dine-in.

Konsep ini menggabungkan banyak brand dan jenis makanan atau minuman, dalam satu dapur. Dengan gabung di cloud kitchen, pengusaha nggak perlu pusing lagi cari tempat jualan atau menabung modal untuk beli ini-itu.

So, cara ini ramah banget buat para pemula bisnis kuliner yang baru merintis usahanya, atau para pengusaha rumahan, maupun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Didukung dengan kecanggihan teknologi saat ini, industri makanan dan minuman bukan hanya milik pemain besar, tapi pemula pun bisa ikut bersaing.

Kalau kamu punya niat buka usaha kuliner, ada baiknya simak dulu nih penjelasan dari dua cloud kitchen di Jakarta ini, guys.

Kita Kitchen

Adaptasi kebiasaan baru atau new normal di masa pandemi, menjadikan layanan food delivery tumbuh makin pesat. Sayangnya, sebagian besar resto nggak siap secara end-to-end untuk punya layanan food delivery sendiri. Berangkat dari hal itu, Andrew Tanyono dan Reagen Rahardjo mendirikan Kita Kitchen pada awal 2020.

Skema bisnis yang ditawarkan Kita Kitchen adalah revenue sharing. Jadi, mitra resto nggak perlu mengeluarkan biaya untuk jangka waktu tertentu, yang biasanya cukup besar.

Keunggulan ruang dapurnya yaitu sudah tersedia perlengkapan dasar sesuai standar resto. Jadi nggak ada tuh, biaya awal yang besar untuk memulai operasional. Hemat banyak waktu pula untuk persiapan, termasuk utilitas seperti gas dan air. Dengan kata lain, dengan modal yang minim, kamu udah bisa mulai bisnis kulinermu.

"Untuk memulai sebuah bisnis, cloud kitchen tidak banyak menuntut investasi di muka dengan menawarkan skema revenue sharing," kata Andrew Tanyono, CEO Kita Kitchen kepada Urbanasia.

1629229543-Andrew-Tanyono.jpgSumber: Andrew Tanyono, CEO Kita Kitchen (Foto: Dok pribadi)

"Tenant cloud kitchen dapat menggunakan ruang seluas kebutuhan dapurnya saja, maka dari itu tidak ada pengeluaran ekstra untuk ruang yang tidak terpakai. Ditambah lagi, ruang cloud kitchen telah dilengkapi berbagai infrastruktur yang mendukung seperti alat hisap asap, tempat cuci, dan penyaring minyak," jelas Andrew.

Sejak membuka lokasi pertama di Kembangan, Jakarta Barat, saat ini para penyewa Kita Kitchen terdiri dari berbagai macam jenis usaha. Mulai dari waralaba, jaringan resto, hingga UMKM. Beberapa nama terkenal yang jadi tenant Kita Kitchen antara lain SaladStop!, Genki Sushi, dan Yoshinoya. Sementara, dari UMKM ada Bebek Goreng Bikin Tajir, MaQan, dan Kopi Rasa. Saat ini, Kita Kitchen udah punya dua dapur baru yang terletak di Tanah Kusir, Jakarta Selatan dan Serpong, Tangerang Selatan, loh.

"Dari sisi lokasi, cloud kitchen juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan lokasi rumahan yang mana lebih strategis dengan terletak di sekitar pangsa pasar dan memiliki akses yang dapat mempercepat proses delivery," kata Andrew lagi.

"Kita Kitchen juga kerja sama dengan PT. Telkom Tbk dengan mengoptimalkan lokasi-lokasi kantor PT. Telkom Tbk untuk dijadikan cloud kitchen. Dengan kerja sama lokasi ini, Kita Kitchen bisa menyediakan banyak pilihan lokasi kepada calon tenant," ujarnya.

Selama setahun ini, Kita Kitchen juga memfasilitasi mitra resto untuk terdaftar pada layanan pemesanan lain seperti aplikasi transportasi online untuk menjangkau pelanggan dan memperluas cakupan pasar.

1629195758-Kita-Kitchen---Merchant.jpgSumber: Kita Kitchen (Foto: Kita Kitchen)

Namun sebagai bisnis online, rasanya memang lebih afdol ya, kalau punya layanan digital sendiri. Untuk itulah, aplikasi Kita Kitchen Order yang terhubung dengan mitra delivery diluncurkan pada pertengahan 2020. Selain bikin mitra resto jadi lebih leluasa memasarkan produk, pelanggan juga makin gampang melakukan pemesanan. Selain itu, gratis ongkos kirim juga loh, guys.

Oh iya, Kita Kitchen ternyata bukan cuma menyediakan dapur fisik buat pengusaha makanan dan minuman aja. Mereka juga punya cloud storage yang bikin dapur Kita Kitchen juga berfungsi sebagai tempat distribusi produk-produk kemasan.

"Tenant cloud storage cukup mengirimkan produk yang akan dipasarkan. Dengan sistem ini, tenant bisa lebih cepat memperluas cakupan pasarnya," papar Andrew.

Sistem cloud kitchen ini, selain memberikan kenyamanan baik untuk mitra resto maupun kepada konsumen, juga menawarkan sederet keunggulan yang tidak banyak ditawarkan penyedia layanan lainnya. Mulai dari ruang cloud kitchen yang private, sistem cloud storage, hingga sistem pemesanan online Kita Kitchen Order.

Segudang fasilitas dan keuntungan dari Kita Kitchen tersebut, membuat mereka optimis menyikapi riuhnya persaingan bisnis food delivery, utamanya di masa pandemi.

"Semakin banyak kemunculan cloud kitchen, merupakan pertanda baik untuk bisnis kuliner di Indonesia. Ini juga jadi indikasi semangat untuk bangkit dari situasi tidak menentu yang kita hadapi bersama saat ini," ujar Andrew.

Makin penasaran nggak sih sama cloud kitchen ini? Nah, kalau kamu tertarik buat gabung sama Kita Kitchen, kamu tinggal kunjungi aja websitenya, www.kita.kitchen., lalu masuk ke menu Contact Us atau kirim email ke [email protected]. Selanjutnya, tim Kita Kitchen akan segera menghubungi kamu dan kasih tawaran menarik untuk calon tenant.

Telepot Co-Kitchen

Selain Kita Kitchen, cloud kitchen yang juga lagi berkembang adalah Telepot Co-Kitchen nih, guys. Meskipun belum lama bermain di bisnis ini, Telepot juga cukup diminati, loh. Di bawah naungan spesialis bisnis properti, QCorp, yang didirikan Nicholas Hum dan Denny Asalim, dapur perdana Telepot yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan, mulai beroperasi pada bulan Mei 2021 lalu.

Lahirnya Telepot didorong oleh kondisi bisnis kuliner di Indonesia yang mengalami penurunan akibat pandemi. Padahal, transaksi layanan food delivery pada tahun 2020 mencapai Rp 52 triliun. Melihat fenomena ini, tim riset QCorp berkesimpulan bahwa pelaku bisnis kuliner butuh solusi properti plug and play, sebuah istilah teknologi untuk menggambarkan sebuah sistem yang bisa langsung diterapkan secara cepat.

"Model bisnis plug and play yang digunakan cloud kitchen sanggup menekan pengeluaran modal dibanding bisnis makanan biasa," kata Nicholas Hum, CEO Telepot Co-Kitchen, kepada Urbanasia.

1629229968-IMG-20210817-WA0001.jpgSumber: Nicholas Hum, CEO Telepot Co-Kitchen (Foto: Dok pribadi)

"Menghemat pos renovasi dan biaya sewa yang biasanya harus bayar di muka dan cukup mahal. Ongkos operasional cloud kitchen cuma buat biaya sewa yang lebih murah (itu pun kalau ada), maintenance, dan bagi hasil," lanjut Nicholas.

Nicholas menambahkan, dengan berkurangnya pos pengeluaran modal, pebisnis bisa mengalokasikan uangnya untuk fokus di segi pemasaran. Walau baru seumur jagung, Telepot sudah menggandeng lebih dari 20 brand kuliner nasional untuk bergabung dengan mereka. Di antaranya Cwims, Sushimoo, and Doner Kebab.

Tak hanya pelaku bisnis kuliner, Telepot juga menjalin kemitraan lain untuk kenyamanan para tenant mengembangkan usaha. Pihak ketiga itu adalah agregator aplikasi makanan, kontraktor gedung, profesional bersertifikat mulai dari chef, jasa pest control, sampai sekuriti. Nggak lupa, vendor penyedia peralatan dapur.

Keunggulan Telepot terletak pada fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh para tenant. Tak hanya dapur dengan peralatan masak, Telepot juga menyediakan studio foto dan business center, demi mendukung tenant dalam memasarkan produk mereka.

1629230061-Telepot---Kemang.jpgSumber: Dapur Telepot di Kemang, Jakarta Selatan (Foto: Telepot Co-Kitchen)

"Kita juga punya pelaksanaan uji coba makanan, laporan berkala, serta tools bersama yang digunakan untuk keperluan riset dan pengembangan," ujar Nicholas menjelaskan.

Selain itu, Telepot juga membantu mitra yang bergabung untuk segera mulai beroperasi. Menurut Nicholas, nggak sampai 30 hari sejak mitra melengkapi syarat pendaftaran, mereka sudah bisa memulai bisnisnya.

"Fokus kami adalah membantu dan mendukung penuh perjalanan usaha para mitra supaya bisa sukses dengan bisnis F&B ini," ujar Nicholas.

Perjalanan foodpreneur tak selalu mulus dan lancar, namun dengan adanya cloud kitchen mereka terus dapat bereksperimen.

"Makin banyak foodpreneur yang terjun ke model bisnis food delivery ini. Pasar cloud kitchen sekarang baru di tahap awal pengembangan. Nantinya, Indonesia bakal menarik lebih banyak lagi brand cloud kitchen," kata Nicholas.

"Kecepatan memulai dan kemauan bereksperimen dengan jenis makanan dan brand baru merupakan faktor yang membuat Telepot tetap mampu bersaing," Nicholas mengakhiri penjelasannya.

Tertarik untuk gabung sama Telepot? Urbanreaders bisa mengunjungi website Telepot.id atau langsung kontak +6281282182187 untuk mengatur janji temu survey lokasi.

Mau mulai bisnis kuliner? Siapa takut?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait