URstyle

Di Kabupaten Kediri, Ada Kampung Wisata Labu Madu

Nunung Nasikhah, Senin, 2 Desember 2019 16.15 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Di Kabupaten Kediri, Ada Kampung Wisata Labu Madu
Image: kedirikab.go.id

Kediri - Wisata dengan hamparan buah-buahan barangkali sudah biasa. Namun bagaimana dengan wisata labu madu? Hmm, pasti belum pernah mendengarnya, kan?

Yup, wisata anti-mainstrem satu ini ada di Desa Toyoresmi, Kabupaten Kediri lho, guys. Wisata satu ini merupakan sentra budidaya labu madu yang sangat potensial.

Perlu kalian tahu, Desa Toyoresmi ini memiliki sekitar 1600 tanaman labu madu yang tersebar di seluruh wilayah desa.

Area desa wisata ini memiliki luas 175 meter persegi. Usaha yang didirikan sejak tahun 2016 ini bisa memiliki produktivitas mencapai 2,5 hingga 5 kwintal per hasil panen, lho.

Baca juga: Koeboeran Soekoen, Situs Budaya Karya Tangan Dingin Arsitek Belanda

Di sini, budidaya labu madu dilakukan sekitar empat bulan dan dua minggu setelah budidaya dapat dilakukan pemanenan. Umur simpan labu madu juga relatif lama yaitu sekitar enam bulan setelah dipanen.

Hasil panen labu madu di Kampung Wisata Labu Madu Desa Toyoresmi ini diolah menjadi produk pangan yang memiliki nilai jual yang tinggi, baik untuk beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun untuk kampung wisata di daerah itu sendiri.

Produk olahan pangan yang dibuat di desa ini terbilang masih sedikit. Ada sari labu madu, labu madu oven, stik labu madu, dan kembang goyang.

Potensi yang luar biasa ini mampu menarik pehatian beberapa dosen Universitas Brawijaya. Melalui Program Hibah Doktor Mengabdi (PKM) tahun 2019, Dr. Eng. Evi Kurniati, STP, MT, dosen Jurusan Keteknikan Pertanian bersama dengan Dr. Ir. Agustina Shinta HW, MP., dosen Jurusan Agribisnis, Aris Subagio, ST, MT, dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota serta Riska Septifani, STP, MP., dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian memberikan solusi tepat melalui pendampingan pengembangan usaha.

Baca juga: Liburan Akhir Tahun di Semarang? Pesona Kota Lama Bisa Jadi Pilihan

Tim dosen tersebut juga memberikan bantuan teknologi tepat guna berupa mesin penepung labu, mesin pemasak, penyaring, dan pengemasan terpadu untuk minuman sari buah labu madu, dan mesin spinner untuk produksi stik dan kembang goyang.

“Bantuan mesin-mesin pengolah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi produk-produk olahan labu madu,” ungkap Dr. Eng. Evi Kurniati, STP, MT.

Selain difasilitasi tiga jenis mesin, tim dosen ini juga memberikan bimbingan teknis dan pendampingan kepada pengelola kampung wisata labu madu antara lain tentang sistem pertanian organik, sistem produksi, cara proses produksi yang baik, manajemen pengelolaan usaha, administasi dan pencatatan keunagan usaha, standar jaminan mutu produk, pemasaran usaha, dan perencanaan kampung wisata edukasi labu madu.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait