Dibalik Kesuksesannya, Agatha Chelsea Curhat Pernah Jadi Korban Bully

Jakarta - Setelah vakum di dunia musik, Agatha Chelsea kembali menyapa para penggemarnya dengan merilis single berjudul 'Lebih Baik Darinya'. Single ketiga Chelsea ini sekaligus menjadi penanda kedewasaannya dalam berkarier.

Lagu bertema cinta ini mewakili masa transisinya dari penyanyi cilik ke penyanyi remaja. Perempuan yang akrab disapa Chelsea ini mengaku tak mudah dalam menggarap single itu pasalnya saat ini ia sedang menempuh study di Australia.

Di balik kesuksesan karier dan pendidikannya, ternyata Chlesea pernah punya pengalaman yang kurang mengenakkan, loh. Cewek kelahiran Bandung ini pernah menjadi korban bullying waktu kecil. Saat duduk di kelas dua SD, Chelsea pernah dikucilkan teman-teman sekelasnya.

"Waktu SD, aku pernah dibully dan dikucilin sama satu angkatan gitu. Tapi, aku enggak tahu juga alasannya kenapa. Dulu aku paling benci pas istirahat karena aku tuh ga punya temen, jadi tiap kali istirahat aku ke perpus baca buku. Waktu itu temen aku satu-satunya cuma buku," ceritanya.

Baca juga: Rilis "Lebih Baik Darinya", Agatha Chelsea Ungkap Isi Perasaannya

Dampak bullying itu diakui Chelsea sangat memengaruhi kehidupannya saat ini. Menurutnya, bullying sangat memengaruhi kesehatan mental korban bullying dalam bersikap dan menanggapi segala sesuatu. Karena sampai saat ini, Chelsea masih susah percaya dengan orang lain karena mengalami trust issues.

"Aku juga jadi aku tau gimana rasanya dan itu enggak enak banget dan jujur aja dampaknya masih berasa sampe sekarang dan karena pernah mengalami bullying aku jadi ngalamin trust issues, kayak jadi susah buat percaya sama orang lain," jelasnya.

Dukungan dari keluarga terutama sang ibulah yang membuatnya berhasil melewati masa-masa sulit itu. Menurut Chelsea, support system yang baik dari orang-orang terdekat bisa membantu orang-orang yang pernah mengalami bullying untuk bangkit dari masa-masa kelam itu.

Dan ia mengaku beruntung memiliki keluarga yang selalu menyayanginya dan memberikan support.

"Yang bantu aku keluar dari masa-masa itu karena dukungan dari keluarga. Meskipun teman-temanku sangat tidak supportiv tapi untungnya aku punya keluarga yang sangat supportiv dan karena itu aku bisa survive," jelasnya.