URstyle

Didiet Maulana Rancang Sajadah Premium Bermotif Tenun Ikat

Anisa Kurniasih, Senin, 22 Juni 2020 19.31 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Didiet Maulana Rancang Sajadah Premium Bermotif Tenun Ikat
Image: IKAT Indonesia by Didiet Maulana X Lasouk (istimewa)

Jakarta - IKAT Indonesia by Didiet Maulana, untuk pertama kali meluncurkan koleksi sajadah bermotif tenun ikat.

Koleksi ini merupakan hasil kolaborasi dengan Lasouk, sebuah merek sajadah premium asal Singapura dan Kanada. Keduanya menciptakan koleksi sajadah yang terinspirasi dari keindahan motif tenun ikat Indonesia.

Ini adalah kolaborasi pertama IKAT Indonesia untuk meluncurkan koleksi sajadah. Hal tersebut dilakukan melihat adanya kebutuhan membawa perlengkapan beribadah pribadi dalam menghadapi masa kenormalan yang baru.

Menyambut kolaborasi antarnegara ini, Didiet Maulana mengatakan motif ikat akan semakin dikenal oleh pasar yang lebih luas. Motif tenun ikat yang dipilih dianggap mampu menyuarakan kekayaan budaya Indonesia yang begitu beragam dan penuh kearifan lokal.

Nah, kenapa sih kolaborasinya menciptakan sajadah? Didiet yang sudah banyak merilis kain wastra ataupun ready to wear tenun mengatakan alasannya simpel, yakni karena belum pernah eksplorasi, guys.

"Waktu itu pernah berkontribusi di World Economic Forum, bahasan tentang modest dan muslim fashion. Di saat yang sama ingin sesuatu yang masih baru, akhirnya menjatuhkan pilihan pada sajadah," ucap Didiet dalam peluncuran virtual Ikat Indonesia x Lasouk, baru-baru ini.

Didiet juga mengamati bahwa pasar modest wear di Indonesia besar. Menurutnya, akan menyenangkan juga kalau bisa menghadirkan pattern dalam sajadah. Terlebih sajadah untuk ibadah yang sudah ada pakemnya.

1592828945-Sajadah-Lasauk-Didiet-Maulana.jpegSumber:  IKAT Indonesia by Didiet Maulana X Lasouk (istimewa)

"Prosesnya ialah menghadirkan pattern yang yang nyaman, kita re-do dan konstruksi lagi inspirasi motif yang awal, lalu dekonstruksi lagi lebih dekoratif, bukan bermain simbol. Representasi ide lebih ke warna-warna yang lebih dieksplorasi," kata Didiet.

Kolaborasi IKAT Indonesia by Didiet Maulana X Lasouk ini menjadi salah satu contoh cara mempromosikan kekayaan budaya Indonesia melalui kolaborasi.

"Bagaimana sebuah merek luar negeri bekerja sama dengan salah satu merek ternama di Indonesia menghasilkan produk urban yang terinspirasi dari budaya," ujar Didiet.

Koleksi sajadah ini mengelaborasikan keindahan motif geometris Nusantara, dengan harmoni warna natural, mengangkat kekayaan alam Indonesia dan penuh keberagaman.

Sajadah IKAT Indonesia by Didiet Maulana X Lasouk yang Terbuat dari suede yang empuk di bagian atas dan karet antislip di bagian bawah, tampil begitu istimewa dengan print Ikat yang dicetak dengan tinta berbahan dasar air. Begitu modern dan urban, sekaligus kental dengan budaya.

Koleksi sajadah Ikat Indonesia by Didiet Maulana X Lasouk ini disajikan dalam tiga desain yaitu:

1. Andjani Prayer Mat

Menggambarkan kesuburan tanah Indonesia dengan warna terakota yang membawa kehangatan. Andjani mengangkat motif tenun ikat dengan aksen yang menyatu melambangkan persatuan. Aksen ragam hias menyerupai tumpal di bagian tengah, adalah titik pusat yang menggambarkan keseimbangan dan harapan baik.

2. Ghalia Prayer Mat

Mengilustrasikan keindahan negara kepulauan Indonesia dengan warna hijau kebiruan yang harmonis untuk membawa rasa sejuk. Aksen warna coklat yang berpadu dengan garis biru menggambarkan pesona bahari dan motif ikat yang saling berkesinambungan melambangkan kepercayaan yang tulus.

3. Shabira Prayer Mat

Melukiskan langit senja indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa dengan sentuhan warna biru dan merah yang syahdu. Aksen menjalar yang saling bertautan dalam bentuk motif ikat melambangkan keharmonisan dan persatuan di bawah cakrawala Indonesia.

“Kolaborasi ini adalah bukti bahwa kita semua terhubung sebagai masyarakat global. Didiet bekerjasama dengan perusahaan yang berbasis di Singapura dan membawa desainnya untuk para konsumen di Malaysia, Singapura, Dubai dan Eropa” komentar Heikal dan Nadja, pendiri Lasouk.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait