URtainment

Dikontrol Ayah Selama 13 Tahun, Britney Spears Ungkap Rasa Trauma

Dyta Nabilah, Kamis, 24 Juni 2021 13.49 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dikontrol Ayah Selama 13 Tahun, Britney Spears Ungkap Rasa Trauma
Image: Britney Spears Ungkap Rasa Trauma Jalani Konservatori (Instagram/Britneyspears)

Jakarta - Siapa yang sangka di balik kemewahan yang dirasakan Britney Spears, ia hidup depresi selama bertahun-tahun. Dalam pernyataan berdurasi 20 menit, sang bintang angkat bicara di hadapan hakim dalam persidangan tentang konservatori.

Britney menjelaskan trauma yang dirasakan selama Jamie Spears, ayahnya menjadi konservator. Jamie ditunjuk sebagai wali untuk mengatur segala aspek kehidupan Britney termasuk masalah finansial selama hampir 13 tahun. 

Penyanyi tersebut sangat ingin menuntut ayah dan keluarganya. Ia hanya ingin hidupnya bisa kembali ceria lagi seperti semula. Berharap juga agar ayah, keluarga, dan manajemennya bisa dipenjara.

“Saya tidak berbohong. Aku hanya ingin hidupku kembali. Dan sudah 13 tahun. Dan itu sudah cukup. Sudah lama sejak saya memiliki uang saya. Dan itu adalah keinginan dan impian saya untuk semua ini berakhir,” ujar Britney yang dilansir dari NBC News.

Pada tahun 2018 ketika Britney menolak konser di Las Vegas, manajernya pun menuduh dirinya tidak pernah melakukan latihan. Padahal, Britney yang mengajarkan koreografi kepada penari-penarinya. Selain itu, manajer mengatakan bahwa Britney tidak meminum obat yang diberikan terapis.

Hingga akhirnya, Britney dipaksa untuk meminum lithium dan meninggalkan obat-obatan normal yang sudah dikonsumsi selama lima tahun. Menurutnya, lithium merupakan obat yang sangat kuat.

“Lithium adalah obat yang sangat, sangat kuat dan sangat berbeda dibandingkan dengan yang biasa saya gunakan. Anda bisa mengalami gangguan mental jika mengonsumsi terlalu banyak jika Anda tetap menggunakannya lebih dari lima bulan,” katanya.

Selama masa pengobatan dengan lithium, ia dipantau oleh perawat yang berbeda. Bahkan, Britney tidak diperkenankan untuk bepergian selama enam bulan lamanya. Ia berkata ayahnya yang menyetujui semua ini, dan keluarga yang lain pun diam saja.

Ia merasa dieksploitasi oleh ayah sendiri. Hidupnya penuh jadwal padat dan pengawasan yang parah hingga tak bisa bertemu dengan kekasih atau anak-anaknya. 

“Tidak ada hari libur, saya tidak akan bisa melihat anak-anak atau pacar saya. Saya tidak pernah memiliki suara dalam penentuan jadwal. Mereka selalu mengatakan kepada saya bahwa saya harus melakukan ini,” lanjutnya.

Britney juga dilarang untuk menikah dan memiliki bayi lagi. Manajemen tidak membiarkannya untuk cek ke dokter untuk melepas alat kontrasepsi. Konservatori ini benar-benar merugikannya.

“Saya layak memiliki hak yang sama seperti yang dimiliki siapa pun, dengan memiliki anak, keluarga, semua hal itu, dan lebih dari itu,” katanya.

Dukungan untuk Britney pun mengalir deras setelah beredarnya pernyataannya dalam rekaman suara. Penggemar pun melakukan protes secara langsung dan gaungkan tagar #FreeBritney di media sosial.

Bahkan, Justin Timberlake pun mengajak semua orang untuk memberikan dukungan penuh kepada pelantun lagu ‘Toxic’ tersebut. Menurutnya, tidak ada orang yang pantas diperlakukan seperti itu.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait